Rai tersadar seketika dari tidurnya yang tak nyaman. Ia tertidur dengan posisi duduk dan kepala bersandar di atas meja. Ia membuka matanya lebar-lebar menatap layar di hadapannya. Sudah tiga hari ini ia tak menemukan Sakura, bukan sekedar bertemu dan bertatap muka, bahkan Sakura juga tak terlihat menyambagi kamarnya sama sekali.
“Agh–” Rai mengerang merasakan pegal di punggungnya. Sejak menghilangnya Sakura, setiap malam Rai tak pernah absen memantau kamar Sakura hingga membuatnya tertidur di sana. Dan keesokan harinya punggungnya akan merasakan pegal-pegal yang menyiksa. Meski begitu ia tetap melakukannya karena tak ingin melewatkan sesuatu jikalau Saura telah kembali.
Rai mendesah berat dan membenturkan kepalanya pada meja. Tangannya memeluk perutnya dengan kuat dengan gigi yang terd
