“Lepaskan Diana dan ceraikan dia.” Ferro bertutur penuh penekanan bersama amarah yang susah payah ia tahan. Di hadapan Ferro, di kursi yang hanya terhalang meja Ferro, Romi tak kuasa berkata-kata. Romi menggeragap, bahkan untuk sekadar bernapas saja Romi takut salah. Bagaimana mungkin Ferro mengetahui ulah kejji Romi terhadap Diana bahkan kecelakaan sekaligus pembunuhan Willy? Romi melirik ponsel yang ada di meja hadapannya. Ponsel yang menjadi bukti jejak kejahatan Romi. “Sekarang kamu hanya memiliki dua pilihan, melepaskan Diana dan tak lagi menyakitinya, atau ... menghabiskan sisa umurmu di penjara!” Romi tahu, apa yang baru saja Ferro katakan bukan gertakan semata. Namun ia sungguh belum bisa memberikan keputusan. Lebih tepatnya, sekadar berucap saja Romi belum bisa karena lidahny