“Aku cuti satu minggu, jadi masih ada lima hari lagi aku di Indo.” “Cuti bagaimana? Memangnya kamu ngapain? Kamu sudah kuliah?” Sambil tetap memeluk Diana, Willy mengangguk-angguk. “Syukurlah.” Diana mengembuskan napas lega. “Aku selalu melakukan yang terbaik, kamu cukup lihat saja, Mbak. Nanti setengah tahun apa setahun lagi, aku pulang lagi karena memang dapat libur. Oh, iya,” ucap Willy yang sengaja menahan ucapannya. Perlahan, Willy mengakhiri pelukan mereka. Ia berangsur berdiri tapi dengan cemas, kedua tangan Diana langsung menahan kedua lengan Willy. “Aku bisa,” ucap Willy yang masih saja tersenyum santai, benar-benar bahagia. Diana menatap tegang kenyataan Willy yang berangsur berdiri dengan hati-hati. Tampak di belakang sana, di depan mobil alpard warna hitam milik Willy,