Sial! Beby menggumam kesal. Pena itu tidak bisa diajak kompromi. Jatuh sembarangan. Saat tadi pena yang ia selipkan di saku kemeja terayun hendak jatuh, sebenarnya Beby sudah berusaha menangkap, namun tidak berhasil. Roland yang sudah melintasi Beby pun menghentikan langkah. Raut wajahnya yang sejak tadi rileks, kini berubah tidak bersahabat, seakan keberadaannya di sana tidak dihargai. Semua orang tahu kalau Roland tidak suka melihat bawahannya menyibukkan diri pada urusan lain selain hanya membungkuk untuk menghoramti kehadirannya. Menjatuhkan pena sama saja dianggap lalai dan tidak menghormati keberadaannya. Roland menatap pena itu, tanpa tahu pemiliknya adalah Beby. Wajah Beby yang menunduk dipadu penampilan yang berbeda, tentu tak mampu membuat Roland mengenali gadis itu.