Setelah tanda tangan kontrak itu, aku pun tidak bisa tidur nyenyak. Hingga paginya kudapati mata ku yang sembab dan lebab. Ku lihat hp ku berbunyi, ternyata dari mas arsyad, hallo mas! Ada ap? Ku dengar kamu akan menikah ya, apa itu benar? Aku terdiam mematung, dan ku dengar mas arsyad yang berkali - kali memanggilku. Aku pun tersadar, ku jawab pertayaan mas arsyad dengan mengajak ketemuan saja. Sore ini jam 16.00 di tempat biasa.
Aku tiba terlebih dahulu di cafe tempat kami sering bertemu, ku pesan cofee s**u dan camilan, ku lambaikan tanganku ketika ku lihat mas arsyad datang. Duduk mas, dan mas arsyad pun duduk di depan ku yang ku lihat wajahnya yang kusut. Pesen minuman dulu mas, sama kayak kamu aja ya, oke baikalah.
Mas arsyad tau dari mana? Aya, Duta Mahendra adalah orang yang berpengaruh besar di kota ini, tentu semua koleganya sudah tau semua!! Kenapa kamu bisa mau nikah dengannya? Aku menunduk ketika tak biasanya mas arsyad ngomong sama aku dengan penuh penekanan, Aya, jawab mas!! Bapak bangkrut mas, dan semua aset harus di jual. Aku berbicara dengan bergetar dan menahan tangis.
Duta Mahendra memintaku untuk menikah dengannya, dan sebagai imbalannya, dia akan membantu perusahaan bapak dan bahkan akan mengembalikan perusahaan bapak seperti sedia kala. Dan kamu setuju dengan hal itu Aya?? Lalu bagaimana dengan aku Ya, dengan janji yang telah kita buat. Lalu aku harus bagaimana mas! Aku tidak tega membiarkan bapak dan ibu dalam kesedihan yang hebat, meraka sudah tua mas untuk berjuang!!
Air mata yang kutahan sejak tadi pun akhirnya tidak bisa terbendung, aku dan mas arsyad sudah berjanji akan bersama - sama meraih cita - cita kami, hingga nanti setelah semua siapz dan sukses kami akan mengikat janji suci selamanya. Ku lihat mas arsyad yang ikut meneteskan air mata.
Dan apakah kamu tau Aya, bahwa Duta Mahendra itu punya kelainan, semua orang sudah tau semuanya, dan kamu hanya di manfaatkan olehnya!! Iya mas, aku tau bahkan pernikahan ini hanya kontrak semata, ia bisa memutus kapan pun dia mau, mungkin jika sudah bosan denganku dan mungkin sudah menemukan boneka yang lain.
Bapak dan ibu mu apakah setuju? Tadinya ndak setuju mas, tapi aku yang ngotot mas. Ya Allah Aya, kamu kenapa kamu bersedia berkorban terlalu jauh. Ini bisa satu tahun bahkan lebih dan bisa jadi seumur hidup kamu Aya! Sudahaah mas, nasi sudah jadi bubur, toh aku juga sudah tanda tangan kontrak. Mungkin kita berdua di takdirkan hanya sebagai sahabat mas, terima kasih selama ini sudah jagain Aya dan maaf banget.
Aku pun berlari meninggalkan cafee dan mas arsyad, mungkin ini memang tidak adil buat kita berdua tapi mau bagaimana lagi jika takdirnya memang begini.
Aku sampai rumah pas adzan magrib, aku pun bergegas ke kamar dan cuci muka. Mataku sudah semakin sembab dan bengkak karena nangis sepanjang jalan tadi. Pak supir taksi pun agak kebingungan melihatku. Ku tunaikan sholat magrib, setelah itu pintu kamarku terbuka, ternyata ibu datang menghampiriku. Ku lihat ibu menghempuskan nafasnya, mungkin beban di hatinya terasa berat, ibu duduk di ranjang tempatku tidur. Ku lipat kembali mukena dan sajadahku.
Ada apa bu? Kok sepertinya ada sesuatu yang penting, ibu mengegam tanganku, nak! Acara pernikahanmu sudah di tentukan, tadi Duta menghubungi bapakmu. Semua keperluan pernikahanmu sudah di persiapkan oleh Duta, nak! Apa kamu yakin dengan keputusan ini? Ibu semakin mempererat genggamannya kepadaku, iya bu, Aya sudah yakin! Tidak apa - apa nak, jika kamu membatalkannya. Bapak dan ibu tidak keberatan, kamu lebih berharga dari hal apa pun nak!
Sudah bu, Aya sudah memantapkan diri, semoga saja perusahan bapak segera kembali dan Duta Mahendra segera menemukan mainan baru sehingga aku bisa segera bebas. Ibu semakin tersedu mendengar ucapanku. Lalu kapan bu, acara itu akan di gelar? Seminggu lagi nak.
Selama seminggu ini, Duta sudah menyebarkan undangan, dan mempersiapkan gedung untuk pernikahan kami, dan ternyata acaranya akan di adakan di hotel bapak. Aku siang ini akan pergi bersama Duta untuk mencoba gaun pernikahan.
Duta menjemputku ke rumah, dia bersama sekretarinya, siapa lagi kalau bukan Adit. Sepanjang perjalanan kami hanya saling diam, baik Duta maupun Adit tidak banyak bicara bahkan tidak bicara sepatah katapun. Bisa bayangkan betapa canggung suasana di dalam mobil
Aku pun memilih melihat di luar jendela, kurang lebih 30 menit aku sampai di butik atau bisa di bilang salon. Nuasannya serba putih, gaya rumahnya semi - semi ke araban. Aku di sambut dengan mbak - mbak yang berparas cantik. Yang ku tau namanya adalah mbk Lia.
Berulang kali aku mencoba gaun, namun yang membuatku naik pitam, Duta enggan memberikan penilaian sehingga aku pun merasa di kerjain. Hampir sepuluh kali aku gonta - ganti baju untuk memuaskan mata bos yang nyebelin itu. Akhirnya gaun jatuh kepada gaun yang berwarna biru muda silver, cantik dan anggun.
Seandainya gaun ini bisa ku pakai di acara pernikahan bersama orang yang aku sayangi, heeehhhh bengong aja, sana ambilkan aku air mineral. Suara Duta memecah lamunan ku. Dengan langkah gontai ku paksa langkah kaki ku untuk mengambil air mineral. Ini, kuserahkan air mineral, buka tutupnya dulu! Mana bisa kalau kayak gitu di minum. Ihhhhh nyebelin banget, tapi kata - kata itu hanya aku ucapkan dalam hati.
Dengan malas, ku buka juga tutup botol air mineral itu, dia akhirnya meminumnya juga. Ini habiskan! Cepet! Aku menelan ludah melihat Duta memberikan air mineral sisa dia. Ogah ahhh! Toh aku juga ndak haus! Cepetan! Ndak usah membantah. Aahhhhh akhirnya dengan terpaksa ku minum juga air mineral bekas dia!???
Duta juga mencoba stelan jas nya, dia akan memakai jas berwarna biru tua tapi terlihat bercahaya ketika dia memakainya, heeehhhh jangan lama - lama lihatnya, ntar suka lagi!! Ihhhh siapa juga kali!!!. Selesai mencoba jas dan gaun maka kami pergi menuju ke toko perhiasan, dia membelikanku sebuah cincin cantik yang berhiasan berlian.
Aku pun kaget setengah mati, melihat harganya, what 3 M! Kamu yakin? Dia pun hanya cuek dan langsung di bungkus dan dia membayarnya dengan kartu kreditnya. Aku heran sama dia, ini hanya pernikahan kontrak, ngapain juga repot - repot mengeluarkan uang sebanyak itu. Tapi sudahlah masa bodoh juga.
Selain membelikanku cincin pernikahan, Duta juga memberikanku seperangkat perhiasan yang harnya lebih fantastis, walau aku termasuk orang kaya tapi bapak dan ibu suka mengajari ku hidup sederhana dan hemat. Tapi ya sudahlah, toh bukan duit aku!
Ntar kalau aku jual lagi biar nangis darah dia wkwkkwkwkwkkwkw. Selesai mencari cicin - cincin, kami pun mencari seserahan atau belanja sepatu, tas, baju couple (ndak penting banget kan) alat mandi, alat makeup, dan pakai dalam hehehhehe. Hampir seharian kami belanja ke mall kota kami.
Yang aku herankan, aku sudah merasa capek tapi dia tidak kelihatan lelah. Semua barang belanjaan di bawa oleh Adit ke dalam mobil. Namun sebelum kami pulang, kami pun makan di restoran di dalam mall ini. Kami makan dalam keadaan hening, sepertinya kami menikmati makanan kami masing - masing.
Sampai di rumah sudah jam 20.00, Duta dan Adit segera pulang dan pajero putih hilang dari jalan di depan rumahku. Aku pun bergegas naik ke kamarku, ku lihat rumah yang sudah sepi, mungkin bapak dan ibu sudah istirahat.
Tak terasa besok pagi akan menjadi hari bersejarahku, entahlan apa hikmah dari semua ini. Tentu Allah hadirkan semua ini pasti ada makna yang tersirat. Bibi ijah dan mang ujang juga semakin sibuk mempersiapkan rumah. Bapak - ibu yang juga ikut sibuk, walau ini pernikahan kontrak namun bapak dan ibu serasa larut dan mengagap bahwa ini hari bahagia untuk ku. Ingin sekali ku pejamkan mataku ini, namun tak kunjung terpejam. Sahabat - sahabatku aku undang semua, meraka sejauh ini tidak tau tentang pernikahan kontrak ini.
Hanya bapak - ibu, dan mas Arsyad yang tau, dan sahabatku sudah sedari kemarin - kemarin minta untuk menginap di rumah ku. Cuma aku enggan untuk di ganggu dan aku ingin sendiri dulu. Hal itu menimbulkan kecurigaan bagi sahabt - sahabatku, tapi mereka menghormati keputusanku.
Tak terasa aku pun terlelap, entah jam berapa aku tertidur yang jelas aku masih memeluk hp ku dan mendengarkan morutal, entah kenapa aku jadi damai, dan kepala ku tidak memikirkan apa pun. Biarlah esuk tetap jadi misteri tanpa perlu kita mengkhawatirkannya. Selama malam semua???