Kehamilan Eva

1002 Words
Sebelum kerumah Eva, terlebih dulu Bu ni'mah terlebih dulu pamit ke suaminya Pak Sas, takut di cariin. "Pak, Ibu mau ke rumahnya Eva, dia lagi nggak enak badan, Ibu mau lihat keadaan eva sebentar ya Pak?" kata Bu ni'mah meminta izin ke Pak Sas. "Ibu nggak akan lama kok Pak, nanti tolong bilangin ke Syakila, sepertinya Syakila masih istirahat. sesampai di rumah Eva, Ibu langsung menemui anaknya yang ada dikamar. "Masih lemes Va?" tanya Ibu. "iya Bu, nggak tau ini kenapa, udah beberapa hari ini rasanya lemes, dan nggak selera makan." jawab Eva menanggapi pertanyaan Ibunya. "Kapan terakhir kamu datang pulang Va?" Ibu kembali bertanya. Eva pun nampak berfikir, "sepertinya bulan ini Eva belum datang bulan deh Bu, bulan ini sudah hampir habis, itu tandanya Eva sudah telat selama 3 Minggu Bu," jelas Eva ke Ibunya. "Kuat ke kamar mandi nggak Va? tanya Ibu kemudian. "Insyaaalloh kuat Bu, "jawab Eva. "Nah coba kamu tes, ini Ibu bawa alat tes kehamilan 3 sekaligus, biar nggak ragu sama hasilnya."Ibu menjelaskan maksudnya ke Eva. Eva pun perlahan bangkit dan menuju kamar mandi, di hati Eva harap-harap cemas dengan hasilnya, karena bagi Eva, kehamilan seperti sesuatu yang sangat mustahil. Kurang lebih 5 tahun Eva menikah, tapi kebahagiaan bertumbuhnya janin di rahimnya belum di dapatkannya. Semoga ini menjadi kado terindah di ulang tahun pernikahan kami, batin Eva. Dia pun menampung urine untuk di tes apakah dia hamil atau tidak. ketiga alat tersebut di cobanya, berharap garis dua dan menyatakan dirinya hamil. Dan kejutan yang sangat manis itu hampir membuat Eva berjingkrak-jingkrak kegirangan. Segera Eva menguasai keadaan, Ia tak mau kabar manis ini justru menjadi kabar buruk sekaligus. "Ibuuuuuuu ." teriak Eva dari kamar mandi. Ibu yang tengah menunggu di buat terjingkat kaget dengan teriakan anak sulungnya, orang -orang yang berkumpul di depan rumah Eva pun ikut terkejut dan penasaran dengan apa yang terjadi ke Eva. dengan tergopoh ibu menghampiri kamar mandi, saat Ibu akan membuka pintu kamar mandi, tiba-tiba kamar mandi terbuka, menampilkan wajah Eva yang basah oleh air mata. "Ada pa Va? apa hasilnya tak sesuai harapan?, tenanglah nduk, masih banyak kesempatan untuk kalian, kalian masih sangat muda, percaya lah, kesempatan itu selalu ada jika Alloh sudah menghendakinya." kata Ibu mencoba menenangkan. "Ibu lihat ini, coba lihat Bu," kata Eva mencoba menjelaskan. Tapi Ibu mengambil alat itu lalu membuangnya sembarang arah. Ibu tak mau membuat anaknya itu semakin terluka. "Sudahlah nduk, ikhlas saja, jangan menangis meraung seperti ini, malu tuh lihat banyak tetangga sedang memperhatikan kamu." Kata Ibu mencoba menghibur. "kenapa Ibu buang sih Bu?, Ibu nggak mau lihat hasilnya? Ibu nggak suka ngelihat aku tengah mengandung? atau Ibu memang tak mengharapkan Eva mengandung?". Kata Eva menunduk sambil memungut alat tes kehamilan yang telah di buang Ibunya. Seketika mata Bu ni'mah membulat dengan pernyataan putrinya. "Apa Va? coba kamu ngomong sekali lagi." kata ibu tak percaya. "Iya Bu, Eva positif hamil, tuh lihat hasilnya," jelas eva ke Ibu. Ibu menghampiri Eva dan menyerobot alat tes kehamilan tersebut. Dan seketika Ibu sujud syukur atas kehamilan Eva tersebut. "Alhamdulillah ya Alloh, telah kau percayakan putri hamba untuk mengandung."Ucapnya penuh syukur. Serentak orang yang menyaksikannya mengucap syukur bersamaan. "Alhamdulillah" merekapun maju menjabat tangan Eva, "selamat ya mbak Eva, setelah sekian tahun akhirnya kamu hamil juga. "Terimakasih ya semuanya."ucap Eva membalas . "jangan capek-capek loh mbak Eva, di jaga bener kehamilannya mbak, soalnya ini lama si jabang bayi baru mau hadir." Celetuk beberapa orang tersebut, "langsung USG aja dulu mbak, biar tahu berapa usia kandungannya." "Iya Ibu-ibu semua, terimakasih atas perhatiannya," jawab Eva sambil menangkupkan tangan dan tersenyum ke arah mereka semua. "kami pamit pulang dulu ya mbak eva, mau mandi, badan bau acem," pamit seorang Ibu di antara mereka. kini di ruangan itu tinggal Eva dan Ibu. Ibu langsung mengutarakan maksud kedatangan nya ke rumah Eva. "Nduk, sekarang semua sudah jelas, kamu sedang mengandung, sekarang ibu sudah tenang. Nanti kalau Fikri pulang langsung ajak ke dokter kandungan saja, jangan ke Bidan nggak tau nanti usia kandungannya. Kalau di USG kan tau dan insyaaalloh reel hasilnya." "Iya Bu, nanti kalau mas Fikri pulang akan Eva ajak langsung ke dokter kandungan." "Ya sudah, Ibu pamit pulang dulu, adikmu Syakila mau pulang tadi, sebenarnya mau minta anterin kamu, tapi tahu kamu sedang mengandung begini, lebih baik Bapak saja nanti yang mengantar. Ya sudah, Ibu pulang dulu ya nduk takut adikmu kemalaman pulangnya, kasihan bawa anak kembar." "Assalamu'alaikum," ucap Ibu sambil menyodorkan tangannya untuk di cium putrinya. "Maaf ya Bu, Eva nggak bisa antar Ibu pulang." "Ibu mengangguk dan berjalan menuju pintu." Tiba-tiba Ibu berbalik kembali dan menghampiri Eva . "inget ada bayi di perutmu, untuk sementara jangan petakilan dulu, belajar kalem," kata ibu lagi. Lalu ibu menunduk dan mengelus perut Eva, "cucu Mbah yang baik, jaga mamah mu ya? bilangin jangan suka lompat-lompat ,,biar lompat-lompatnya kamu aja nanti kalau kamu sudah keluar, yang sehat ya di perut mamahmu," "Ihhhh Ibuuu, segitunya siiihhh,?" kata Eva sambil cemberut. "Biar kamu inget ada nyawa di sana, cucu yang selalu Ibu pinta siang dan malam dalam do'a ibu." jelas Bu ni'mah kepada putrinya. Eva langsung memeluk ibunya,"terimakasih Bu, sudah melangitkan do'a-do'a untuk Eva. terimakasih Bu, peluk Eva semakin erat ke Ibu. "Ya sudah, ibu pulang dulu." "Assalamu'alaikum. kata Ibu ke Eva. Ibu pulang menggunakan ojek, tak sampai berapa lama Ibu pun sampai kerumah. "Assalamu'alaikum," ucap Ibu saat masuk rumah. "Wa'alaikumsalam Bu," jawab Bapak, "gimana Bu keadaan Eva?" "Alhamdulillah Eva nggak papa Pak, kabar baiknya, kita akan mendapatkan cucu lagi, Eva hamil pak," kata Ibu berkaca-kaca, di hadapan suaminya. "Alhamdulillah Bu, akhirnya setelah sekian lama penantian putri kita, Eva hamil juga." "Alhamdulillah," ucap Syakila menyahut dari dalam. Beneran Bu kak Eva hamil? tanya Syakila di hadapan Ibunya. "Iya nak, kakakmu tengah mengandung," oh ya Bu, tolong gendong Rana dulu, Syakila mau makein baju Rani. Tadi sudah Syakila mandikan mereka berdua tinggal memakai baju saja. Nanti syakila di antar Bapak ya Bu? Bapak capek nggak? kalau capek, biar Syakila ngojek atau rental mobil saja Bu. kata Syakila ke Ibunya sambil berlalu menuju kamar untuk memakaikan baju Rani .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD