yatim piatu
kanaya menatap tidak berkedip tanah pusara yang masih basah itu. kedua orang tuanya baru saja di makamkan di sana. hatinya hancur mendapati kehilangan paling menghancurkan hatinya. kecelakaan pesawat yang baru saja merenggut nyawa orang tuanya membuatnya menjadi yatim piatu seketika.
rintikan hujan yang mulai turun seakan ikut menangisi kehilangannya. hidupnya seketika hancur. tempatnya bergantung dan bermanja sekarang sudah tidak ada, apa yang bisa ia lakukan tampa kedua orang tuanya ?.
selama ini ia sangat dimanjakan kedua orang tuanya, cinta dan kasih hanya mereka curahkan untuk kanaya seorang. kanaya tinggal katakan apa yang dia mau, maka orang tuanya akan segera kabulkan.
sekarang semuanya tiba-tiba direnggut darinya, ia hilang kata-kata untuk melukiskan betapa besar luka hatinya saat ini.
" kanaya ... " tiba-tiba suara berat pria paruh baya memanggilnya
kanaya menoleh, di sampingnya pamannya berusaha tersenyum
" paman.. " lirih kanaya bergetar.
" tidak apa-apa nak, paman disini " merengkuh kanaya ke dalam pelukannya.
air mata yang coba kanaya tahan sedari tadi, kini mulai mengalir deras. ia mulai terisak, bahunya bergetar hebat.
" paman..apa yang harus aku lakukan ?? "isak kanaya pilu
" kamu nggak sendiri kanaya, kamu masih ada paman " pamannya berusaha menguatkan.
jujur hatinya juga pilu dan hancur, karna dirinya juga harus kehilangan kakak semata wayang yang selalu mendukungnya secara finansial. bahkan bisa di bilang selama ini keluarganya hidup dari dukungan papanya kanaya.
^_^
setelah seminggu kepergian orang tuanya, kanaya mencoba untuk menata kembali hatinya secara perlahan. mencoba kembali menjalani kegiatannya seperti biasa.
apa lagi dirinya merasa sedikit lega karna paman beserta keluarganya mau pindah kerumahnya agar ia tidak merasa kesepian.
hari ini ia memutuskan untuk masuk kuliah lagi, setidaknya dengan kuliah ia bisa melupakan sedikit dukanya karna bisa bertemu teman-temannya.
kanaya melangkahkan kaki menuruni tangga rumahnya, di meja makan terlihat pamannya dan tante beserta kedua anak gadisnya sedang sarapan bersama. kanaya terdiam menatap keluarga itu, air matanya mulai mengalir membayangkan orang tuanya yang biasanya duduk disana menantinya untuk sarapan bersama.
tantenya yang sadar dengan kedatangan kanaya langsung mencolek suaminya memberi tahu.
" eh kanaya...ayo ke sini kita sarapan bareng " panggil pamanya tersenyum
kanaya tersadar dengan lamunannya langsung menghapus air matanya, dan dengan tersenyum mendekati meja makan dan duduk di samping ayana, putri pamannya. kanaya melirik ayana yang lahap menyantap sarapannya tanpa mempedulikan kanaya di sampingnya.
semenjak kedatangannya ke rumah ini, ayana tidak pernah berbicara sedikitpun dengan kanaya. bahkan kanaya pernah mencoba mendekatinya untuk sekedar ngobrol, tapi ayana berlalu meninggalkan kanaya sendirian. padahal kanaya sangat berharap ayana mau berteman dengannya, bukankah mereka bersaudara, apalagi sekarang mereka tinggal seatap.
kanaya kembali melirik tantenya yang bernama devi itu. tantenya juga asik menyantap makanannya tanpa berusaha untuk menyapa sekedar berbasa basi dengannya. devi juga tidak kalah dinginnya dengan ayana. kanaya sering menyapanya dan mencoba mendekatkan diri padanya, tapi dia seakan sengaja membangun pembatas diantara mereka. jujur kanaya heran dengan sikap ibu dan anak ini, padahal kanaya sempat berharap kalau tantenya akan menjadi sosok yang bisa menggantikan sang mama di hidupnya.
" kanaya, ayo makan dulu " ujar pamannya lagi memecahkan kesunyian
kanaya mengangguk tersenyum. setidaknya pamannya sangat baik dan perhatian padanya.
" oh ya..mulai sekarang paman akan mengantarkan kamu sama anaya ke kampus ya " tiba-tiba pamannya kembali berbicara
" ga usah pa..aku bisa naik taksi, atau kalau ga aku bisa pesan ojol " bantah ayana cepat
" anaya " delik tante devi mempelototi anaya
"mah..aku bukan anak kecil lagi, kemana-mana harus di antar. aku malu di antar-antar terus" ayana makin sewot
kanaya cuma diam mendengar perdebatan mereka
" kau seharusnya bersyukur ayana, orang tuamu perhatian padamu. bahkan saat ini aku berharap aku ada di posisimu agar bisa merasakan cinta mereka " batin kanaya, air mata mulai menganak sungai dipelupuk matanya.
" ayana..mama ga mau tau, pokoknya kamu akan diantar sama papa " titah tante devi memutuskan
" kanaya ? " tanya pamannya
kanaya mengangguk tersenyum.
^_^
kanaya baru tau kalau ternyata ayana satu kampus dengannya, tapi beda fakultas. begitu sampai di kampus ayana langsung pergi menuju ke fakultasnya. kanaya cuma memperhatikan punggung ayana yang perlahan-lahan menjauh darinya.
kanaya berjalan menyusuri lorong kampus. dia harus naik ke lantai tiga karna kelasnya ada di sana pagi ini.
dari jauh tampak dua temannya sarah dan nadila sedang asik ngobrol. kanaya mendekati mereka dengan senyum sendu.
nadila yang tidak sengaja menoleh melihat kedatangan kanaya.
" kanaya ??! " panggil nadila yang membuat sarah juga ikut menoleh
kanaya tersenyum pilu berusaha menahan air matanya. ia merentangkan kedua tangannya untuk memeluk mereka.
" kanaya " panggil nadila dan sarah serentak menghambur memeluk kanaya.
kanaya menangis sesunggukan, nadila dan sarah juga ikut menangis merasakan kesedihan sahabat baiknya itu.
selama beberapa hari kemarin, sebenarnya mereka berdua mencoba untuk mendatangi rumah kanaya, tapi tidak ada satu orang pun yang membuka pintu gerbang. bahkan pengawal yang dulu selalu berada di rumah kanaya tidak terlihat satupun. sarah juga menghubungi handphone kanaya tapi tidak tersambung.
" maafin kita ya, karna ga ada buat kamu kemarin-kemarin " ucap sarah di sela-sela tangisnya
kanaya melepaskan pelukannya, dan menatap kedua sahabatnya
" ga apa-apa..aku ngerti kok " jawab kanaya tersenyum
nadila menghapus air mata kanaya dengan sapu tangannya
" ingat ya..kamu ga sendiri, kami akan selalu ada di samping kamu " bisik nadila tulus menyemangati kanaya.
" iya nay..kita sayang sama kamu nay " tambah sarah lembut
iya..kanaya bersyukur, ia memiliki sahabat-sahabat yang benar-benar tulus dan peduli padanya.
^_^
" nay..kamu udah ketemu justin belum ? " tanya sarah ketika mereka lagi makan siang di kantin kampus
kanaya yang tengah menggunyah makanannya mengelengkan kepala.
justin alexandra adalah pria tampan yang menjadi idola para wanita di kampusnya, mereka sudah menjalin kasih selama setahun belakang.tidak hanya itu justin juga merupakan anak tunggal dari javier alexandra konglomengrat ternama di negeri ini.
" dia bukanya lagi studi banding ke london ?" kanaya balik tanya heran
" dia udah pulang kok, aku kemarin ga sengaja liat dia masuk ke ruang rektor " jawab sarah
kanaya mengerutkan keningnya memikirkan sesuatu
" apa dia tau orang tuaku meninggal ?" tanya kanaya menatap kedua sahabatnya
sarah dan nadila saling pandang mengeleng
" entah..kita belum ketemu sama dia secara langsung sih " jawab nadila
kanaya menarik nafas berat
" mungkin aja dia sibuk, ntar dia pasti cari kamu nay " sambung sarah
kanaya cuma tersenyum.
justin alexandra, pria lembut yang selalu bersikap manis padanya. selalu berusaha membuat kanaya tersenyum. bahkan terkadang suka bersikap over protektif karna cemburu ketika ada teman pria yang dekat dengan kanaya.
pernah dulu dia memukul dosen kanaya, gara-gara kanaya secara nggak sengaja ketemu sama dosennya itu di sebuah cafe. dan karna tidak enak menolak ajakan dosennya untuk makan siang bareng akhirnya kanaya ikut aja maunya dosen. eh tiba-tiba datang justin sama temannya-temannya. justin yang melihat kanaya dengan laki-laki lain langsung emosi dan tampa ba bi bu langsung menyerang dosennya.
bahkan karna sifat pencemburunya itu, justin pernah mengajaknya untuk menikah, agar tidak ada lagi laki- laki yang mendekatinya. kanaya cuma tertawa gemas menyikapi ajakan justin waktu itu.
" kita akan menikah, tapi nggak sekarang " jawab kanaya mantap waktu itu
" trus kapan ?! " tanya justin lagi penuh harap
" kita masih sama-sama muda justin, kita jalani aja dulu.." jawab kanaya
" jadi kamu maunya kita nikah pas udah tua gitu ?! " ledek justin menggemaskan
kanaya tertawa renyah menanggapi ledekan justin
tiba-tiba justin memeluknya erat
" kamu harus janji, tidak akan pernah ninggalin aku, aku sayang banget sama kamu nay" bisik justin penuh harap
kanaya mendongakkan kepala menatap wajah tampan justin
" aku juga..aku selalu berdoa agar tuhan memberimu untukku, melengkapi kehidupanku dengan keberadaanmu justin " sahut kanaya lembut
memang pria ini satu-satunya yang selalu mewarnai hari-harinya selama ini, kanaya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau hubungan mereka berakhir.