19

1012 Words
"T-tolong, ukhh... Tolong b-bayiku." Rintihan kecil itu dengan cepat membuat seorang pemuda berwajah putih pucat itu menoleh cepat, melupakan tangannya yang masih dipenuhi sabun cuci tangan selepas ia membuang hajatnya barusan. Matanya mengedar cepat, lantas membuka tiap-tiap bilik kamar mandi. Hingga pada bilik terakhir, matanya membola mendapati Baekhyun, kakak iparnya kini bersimbah darah dengan tubuh tanpa sehelai benang sedikitpun. Tubuh kecil itu kini tergeletak di lantai basah kamar mandi, dan Sehun bersumpah nyawanya seolah melayang mendapati lantai yang sudah tertutup warna darah itu membuat kepalanya pening seketika. Dengan gemetar, Sehun mendekati Baekhyun, dan tak sadar matanya sudah berair. "Hyunnie..." lirih Sehun. Benar, hatinya kini tercabik-cabik mendapati salah satu orang yang disayanginya entah sejak kapan - mungkin saat pertama kali mereka bertatap muka - kini terbaring tak berdaya. "B-bayiku, Sehunnah. Tt-tolong..." rintihnya lagi, membuat Sehun tersadar dari keterlamunannya. Dengan cepat pria dominan itu membawa Baekhyun pada gendongan bridalnya setelah sebelumnya menutupi tubuh ringkih itu dengan jas yang ia pakai, pula tak peduli dengan kemeja putihnya yang kini ikut berlumuran darah, lantas berlari cepat pada mobilnya yang untung saja parkirannya dekat dengan kamar mandi yang berada cukup jauh diluar gereja tempat pernikahan ini. "Bertahanlah, kumohon," rapal Sehun dalam hati, menatap dengan takut pada Baekhyun yang sebentar lagi hilang kesadarannya. Masih dengan gemetar, salah satu tangannya terus menepuk pelan pipi Baekhyun sepanjang perjalanan, agar submissive itu tidak kehilangan kesadarannya.  Darah pun seolah enggan berhenti dari selangkangannya. "Hun-ah, selamatkan bayiku," lirihnya dengan terbata, dan tiba-tiba mata itu langsung terpejam, membuat Sehun dengan ketakutan langsung berteriak memanggil nama kakak iparnya itu. "Baekhyun! Sebentar lagi, bertahanlah. Kumohon!" ucapnya kini dengan air mata yang entah sejak kapan sudah berlomba-lomba turun membasahi kedua pipinya. "Sial! Kenapa Chanyeol hyung memilih tempat di pinggir kota seperti ini?!" racau Sehun saat sudah sepuluh menit mereka berjalan, sama sekali tidak ditemukan setidaknya klinik kecil, apalagi rumah sakit, karena gereja tempat dilaksanakannya pernikahan Baekhyun dan Chanyeol terletak di pinggir kota dekat laut, entah apa alasannya, yang pasti hal itu sudah membuat sehun memaki entah yang keberapa kali. Wajah Baekhyun yang mulai memucat membuat Sehun kehilangan akal, kakinya terus menginjak pedal gas mencapai kecepatan maksimum. Beruntungnya jalanan disini sepi, sehingga pria berkulit putih itu tak perlu sibuk menyalip mobil juga menghindari mobil yang berlawanan arah. Lima belas menit akhirnya terlewati. Sehun dapat bernapas lega ketika mendapati sebuah plang bertuliskan "Rumah Sakit Doldam". Dengan cepat ia memarkirkan mobilnya disana, dan langsung menggendong tubuh tak sadarkan diri Baekhyun ke dalam rumah sakit. Seorang dokter menyambut mereka, dan dengan cepat mengambil tindakan operasi darurat pada Baekhyun. Sehun terduduk, memperhatikan kedua tangannya yang bergetar hebat juga sudah sewarna darah yang berasal dari tubuh sang kakak ipar. Pikirannya kosong, mungkin bayi di dalam perut Baekhyun tak akan selamat, tapi jika mereka berdua yang kehilangan nyawanya, mungkin Sehun akan benar-benar menghabisi seseorang yang telah menyakiti kakak iparnya itu. Karena sehun juga sempat melihat bagaimana wajah kakak iparnya itu yang sedikit dihiasi lebam biru di bibir, sudut mata, juga beberapa bagian tubuhnya, juga baju yang basah kuyup seperti disiram dengan sengaja. Hatinya lagi-lagi berdenyut nyeri. Dengan tangan mengepal erat, ia kemudian menghubungi Chanyeol. "Baekhyun bersamaku hyung. Tubuhnya bersimbah darah. Periksa cctv  di sekitar toilet. Sepertinya seseorang berusaha untuk membunuhnya." Tanpa menunggu jawaban dari Chanyeol, Sehun langsung pergi menuju mobilnya kembali ke gereja untuk menghabisi seseorang yang hampir saja membunuh kakak iparnya itu, setelah sebelumnya menyuruh perawat disana untuk menghubunginya secepat mungkin jika operasi darurat sudah selesai. ... "PARK SEHUN!" gertak Chanyeol saat Sehun langsung mematikan panggilannya setelah memberitahu keadaan Baekhyun. Tentu saja murka sudah menguasai dirinya. Dengan langkah cepat ia mencari ibu kandung Baekhyun yang juga merupakan ibu tirinya. Tentu saja dengan terus berusaha menghubungi Sehun walau akhirnya sumpah serapahlah yang keluar dari mulutnya tatkala adiknya itu tak menjawab sama sekali panggilan darinya. Seluruh anak buahnya ia perintahkan untuk mencari ibu tirinya itu, membuat pesta yang harusnya dilaksanakan dengan khidmat kini berubah kacau balau. Beberapa menit kemudian, ia mendapat laporan dari anak buahnya bahwa ibunya berada di ruang rias. Dengan langkah berbahaya, Chanyeol langsung menuju kesana. Brakk!! "SIALAN!! KAU APAKAN BAEKHYUN HAH?!" tangan Chanyeol kini sudah bertengger di leher sang ibu tiri - mencekiknya. "Kalau sampai terjadi apa-apa dengan anakku juga Baekhyun. Aku tak segan-segan akan membunuhmu, sialan!" "Y-yoon- yoona," dengan terbata ia berucap, karena napasnya tertahan akibat cekikan Chanyeol yang tak main-main. Mendengar itu, Chanyeol sedikit mengendurkan cekikannya walau tak sepenuhnya ia lepas, setidaknya ibu tirinya itu bisa dengan rakus mengambil udara yang sempat tersendat tadi. "Aku melihatnya. Kakak kandung Baekhyun yang juga anakku. Ia mengatakan padaku untuk menghancurkan Baekhyun. Aku kira ia hanya sembarang berucap, tapi ternyata ia benar melakukannya." Mendengar itu, Chanyeol dengan kasar mendorong tubuh ibu tirinya itu hingga terjerembab ke lantai. Lantas kembali memerintahkan anak buahnya untuk mencari seseorang yang merupakan kakak kandung Baekhyun itu. Beruntung ia sudah memiliki fotonya saat kemarin mencari tahu tentang keluarga Baekhyun. Dan benar, setelah sebelumnya sesuai perintah Sehun untuk mengecek cctv, anak buah Chanyeol melaporkan ada seseorang dengan wajah persis Byun Yoona keluar dari toilet laki-laki empat puluh menit yang lalu. Tangan dominan itu terkepal. Memerintahkan untuk mencari Byun Yoona itu dimana pun ia berada. Kini ia beralih menuju parkiran bertepatan dengan Sehun yang baru saja sampai. "Aku akan mengurus orang yang telah menyakiti Hyunnie hyung. Kau lihatlah Hyunnie dirumah sakit Doldam. Jaraknya lima belas menit dari sini," ucap Sehun lantas berlalu. Chanyeol tak menanggapi lantas membawa mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit yang disebutkan Sehun. Ia berjanji seseorang yang telah menyakiti Baekhyunnya tidak akan ia biarkan mati dengan mudah. Hingga tak terasa bulir air matanya mulai turun beberapa titik. Menyesali bagaimana ia yang dengan gegabahnya membiarkan Baekhyun sendiri ke kamar mandi tanpa penjagaan, juga tidak menyadari dengan cepat jika submissivenya itu telah terlalu lama pergi hingga terjadi sesuatu. "SIALAN! SIALAN! ARGHH!" teriaknya sambil memukul kemudi, seolah marah pada dirinya sendiri. Hanya sepuluh menit waktu yang dibutuhkan oleh Chanyeol untuk mencapai rumah sakit itu, namun kegaduhan yang terlihat dari luar membuat Chanyeol langsung disusupi perasaan takut. Tungkainya ia bawa berlari dengan cepat menuju rumah sakit, menanyakan pasien bernama Park Baekhyun dengan tak sabar hingga hampir berteriak. "Pasien itu menghilang beberapa saat lalu saat kami sedang mempersiapkan operasi kuretase untuk mengangkat janinnya yang telah mati. Dan kami sekarang tengah berusaha mencarinya." Dan hidup Chanyeol seolah hancur saat itu juga. ... *operasi kuretase buat ngangkat janin yang udah mati, kurang lebih kayak proses pembersihan rahim gitu.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD