Kekacauan yang terjadi, kian mendorong pemerintah ikut kocar-kacir. Segala cara telah dikerahkan untuk mendorong bertambah banyaknya manusia yang terjangkit, namun cara itu tetap tak berhasil. Tentara dan para keamanan Negara lainnya terus berusaha membasmi zombie dan menyelamatkan manusia yang tersisa. Tapi keadaan memburuk karena ditemukan ada musuh lain yang siap menambah kekacauan.
“Kita tidak punya waktu dan tempat lagi di barak Timur. Ini benar-benar di luar kekuatan kita,” ungkap wakil jenderal keamanan yang memiliki pangkat tiga itu.
Presiden yang mendengarnya pun ikut merasa lesu. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana zombie terus memangsa rakyatnya. Yang terjangkiti tak bisa diselamatkan dengan vaksin apapun. Sehingga seluruh wilayahnya tak ada lagi tempat aman.
Barak Timur yang digadang-gadang menjadi tempat perlindungan yang super ketat pun tak bisa menampung lebih banyak lagi. Jika manusia yang masih sehat berbondong-bondong ke sana, bukan tidak mungkin kumpulan zombie juga mulai mengarah ke sana. Belum lagi banyaknya tentara yang gugur dalam tugas mereka, membuat keamanan kian kocar kacir dan perintah lebih fokus untuk mencari manusia yang selamat daripada bertempur dengan para zombie. Tentu saja, ini menjadi pertimbangan semua para petinggi untuk tidak lagi melakukan pertempuran yang sia-sia.
“Jadi..apa tindakan kalian selanjutnya.”
“Kita butuh bantuan,” usul seorang wanita yang tampak begitu antusias dengan rencananya. Ia yang diikuti oleh beberapa satuan tentara wanita dan pria itu membuat kedatangannya menarik perhatian yang lainnya.
Presiden mendengarkan dengan seksama walau ia juga sedikit ragu dengan sosok wanita yang bernama Kim Hyu itu.
“Bantuan siapa? Negara lain pun sibuk dengan permasalahan ini di Negara mereka masing-masing.”
‘Serahkan tugas ini kepada SAT 1808. Kami akan kumpulkan dan temukan Dr.Cha dengan memanfaatkan kekuatan yang luar biasa.”
“Dr.Cha? ilmuan itu bahkan tak terendus dimana dia berada. Dengan siapa kalian akan meminta bantuan?”
Kim Hyu tertawa miring. Ia terlihat yakin bahwa penawarannya akan diterima, “Manusia vampire.”
Para dewan hingga menteri tercengang mendengar penuturan Kim Hyu itu. Sebagian dari mereka bahkan tertawa sinis mendengar sosok yang dianggap tak ada itu. Memang pernah santer terembus bahwa Dr.Cha ilmuan gila itu membuat manusia vampire yang akan membantu pekerjaan manusia. Kekuatan mereka yang dianggap setara dengan mutan diisukan menjadi percobaan gagal dari Dr. Cha. Kekacauan juga terjadi saat peluncuran sosok vampire yang dijadikan uji coba. Tapi siapa yang sangka, mereka berhasil berkembang biak dan tersebar ke segala arah.
Anehnya percobaan vampire itu melemah. Banyak sebagian dari mereka mati tanpa sebab dan diduga tak bisa bertahan hidup. Hingga beberapa tahun kemudian, sudah dipastikan serangan vampire atau sosok vampire tersebut dianggap sudah punah meski secara resmi mereka belum menemukan buktinya. Lalu, ketika keboocoran vaksin baru Dr. Cha yang mengakibatkan autoimun menyerang para manusia yang pernah mendapatkan vaksin pengobatan sampai menjadikan manusia berubah menjadi mayat hidup, isu vampire muncul pun mencuat.
Banyak yang melaporkan mereka menyerang zombie tapi juga ikut serta memangsa manusia. Tujuan mereka pun beragam. Dari laporan yang SAT 1808 dapatkan, tujuan mereka muncul kembali adalah untuk menguasai dunia.
“Mereka berbahaya. Bagaimana bisa kau mempertaruhkan semua ini kepada mereka?” protes salah satu jenderal yang tak terima dengan usul tersebut. Protes yang sama juga dilayangkan pada Kim Hyu atas rencananya itu.
“Sosok mereka juga berbahaya. Bagaimana bisa kita meminta kerja sama dengan mereka?”
“Kekuatan militer kita tidak akan cukup untuk membasmi semua zombie. Lagi pula, hanya mereka yang kebal akan virus ini. Aku sudah memeriksa keberadaan mereka. Ada sebagian kelompok vampire yang menolak menyerang manusia. Dan mereka menyebut diri mereka vampire terpinggir. Mereka tidak akan membahayakan –“
“Itu hanya asumsimu. Saat di lapangan nanti, mereka akan menunjukkan taring mereka!”
“Mereka bisa membantu kita menemukan Dr. Cha.”
Jenderal tentara kelautan tersenyum miring mendengar penuturan Kim Hyu itu. Menurutnya, apa mereka tidak akan bisa menemukan Dr Cha?
“Apa kau pikir kita tidak bisa mencari ilmuan gila itu? Kita bisa lakukan sendiri tanpa meminta bantuan makhluk berbahaya itu!”
Semua tampak setuju. Kim Hyu akhirnya terdiam dan seolah menyerah untuk mengusulkan sarannya. Diantara mereka tak ada yang mendukungnya, meski ada beberapa yang mempertimbangkan, tetap tak cukup untuk menarik minat presiden akan rencananya itu.
“Jangan pengaruhi kami dengan ide konyolmu itu lagi. Vampire hanya akan menjadi musuh manusia. Bukan sebaliknya,” pesan salah satu menteri yang disetujui oleh para pejabat di ruang control itu.
Kim Hyu yang sudah tak bisa berkata-kata lagi pun akhirnya memilih untuk pergi dari ruangan tersebut. Wanita yang suka mengenakan stelan warna merah itu terlihat kesal dan kecewa karena idenya ditolak mentah-mentah oleh petinggi tersebut. Tapi ia tak menyerah. Dengan rencananya yang sudah matang itu, Kim Hyu akan melakukan sesuatu agar mereka mau bekerja sama.
Kim Hyu kembali ke ruangannya dengan dua tentara yang sejak tadi menemaninya. Mereka ternyata hanya kamuflase. Setelah semua selesa, mereka kembali ke wujud asli mereka. Kim Hyu berjalan ke jendela ruangannya. Ia tampak tenang dengan secangkir wine yang tersedia di atas meja. Entah siapa yang menuangkannya, Kim Hyu tampak santai saja menenggaknya untuk menghilangkan kekecewaan.
“Jangan merengut. Kita masih punya rencana cadangan,” ucap seseorang di dalam kegelapan. Suara seorang wanita. Dan tak lama ia menyeringai menunjukkan kedua taringnya yang tajam.
“Haiis aku hanya malas untuk memelas,” keluh Kim Hyu.
Wanita yang duduk di kursi kerja Kim Hyu itu bangkit dari kursinya dan ikut berdiri di dekat jendela. Langit yang memerah karena darah, mereka lihat sebagai pemandangan yang sangat indah. Mereka berdua tampak bersenang-senang menikmati minuman merah tua itu.
“Dunia baru akan segera datang.”
“Aku tak sabar untuk melihatnya.”
Mereka tertawa bersama sembari mendentingkan gelas mereka satu sama lain.
Sementara itu di dekat sungai, So Ji terus terdesak. One benar-benar tak membiarkannya kabur ataupun kemanapun melangkah. Tingkah aneh One menambah ketakutan tersendiri bagi So Ji. Meski biasanya gadis tomboy itu bisa melakukan apapun dengan berani, namun kali ini entah kenapa nyalinya menciut. Ia benar-benar tak bisa melakukan apapun bahkan dengan kekerasan.
“Kau sedang menunggu seseorang kan?”
“Bukan urusanmu!” teriak So Ji frustasi.
“Kau benar. Dia akan datang sebentar lagi. Dia sangat kuat dan akan melindungimu dari apapun,” oceh One yang membuat So Ji terdiam sejenak.
“Yah. Kakakku pasti akan datang! Dia pasti akan menghajarmu –“ meski So Ji tak yakin dengan hal itu, So Ji berusaha untuk tetap meyakininya untuk menakut-nakuti One. Tapi tampaknya pemuda itu tak peduli. Ia tak menanggapinya dengan rasa takut ataupun tawa ledeknya. One hanya diam mengamati So Ji saja yang kini telah terhenti langkahnya disebabkan pagar tinggi trotoar.
Angin tiba-tiba berembus sangat kuat. One mengangkat kepalanya sembari menikmati angin kuat itu melewatinya. Tak lama muncul suara-suara dari bawah jalan. So Ji pun mendengarnya yang ternyata para zombie mulai datang naik dari sungai. So Ji terkejut bukan main tapi tidak dengan One. Pemuda itu malah membuat suara bising dengan mengetukkan batu ke tiang lampu jalan. So Ji terbelalak sambil mencegah perbuatan One itu. Tapi One malah tertawa saja tanpa peduli larangan So Ji untuk menghentikan tingkahnya itu.
“Apa kau gila!”
One tersenyum manis, “Hum. Aku tergila-gila dengan wangi darahmu,” ucapnya dan hal itu langsung membuat So Ji merinding.
“Apa kau tahu..kakakmu juga begitu.”
Mendengar nama kakaknya disebut, So Ji lantas terdiam. Ia tak terima dengan ucapan One yang mengada-ada itu.
“Apa maksudmu?”
.
.
bersambung