prolog
Bian seperti mendapatkan karmanya bertemu seseorang yang dulu pernah ia campakkan begitu kejam.seseorang yang ia cintai begitu dalam. karena sebuah pilihan yang berat terpaksa bian harus memutuskan antara cinta dan cita nya.
pertemuan pertama setelah sepuluh tahun berpisah. membuat hatinya yang sekian lama mati berdetak kembali. ia berpikir bahwa cintanya telah musnah. telah terkubur oleh perasaan bersalah dan penyesalan.
"... apa kabar Li.. " ucap bian lirih dengan senyuman manisnya.
"... seperti yang kamu lihat.." jawab Li dengan wajah angkuhnya.
senyuman yang begitu manis harus dibalas dengan wajah angkuh dan sinis.
namun bian tidaklah marah. ia mengerti apa yang dilakukan Li adalah hal wajar atas apa yang terjadi padanya dulu. bagaimanapun bian adalah orang yang menghancurkan hatinya.
"... jangan berharap aku akan membedakan kamu dengan pegawai lainnya. tidak ada yang istimewa di dirimu meskipun kita memiliki masa lalu. aku telah melupakan masa itu.... jadi jaga sikaf mu... aku adalah atasanmu saat ini.." jelas Li menegaskan siapa dirinya saat ini.
bian menganggukkan kepalanya perlahan. ia harus tahu diri siapa dirinya saat ini.
meski begitu bian merasa bahagia bahwa Li saat ini telah menjelma sebagai lelaki yang hebat. walau di hatinya cinta itu masih penuh tapi bian harus menyadari posisinya saat ini.
Li seperti bintang yang begitu tinggi. jangan bermimpi untuk menggapainya kembali.