pertemuan pertama
menjalani kehidupan setelah patah hati. hari - hari ku hanya sepi, hening, dan sendiri. membuat aku tidak percaya dengan siapapun. kekasih yang aku percaya dalam empat tahun ini bersama akhirnya meninggalkan ku entah dengan alasan apa .
mengurung diri , menutup diri , dan tertutup dari apapun itu diluar sana . untukku lebih baik menjalani kehidupan seperti ini . lebih baik aku menyendiri di rumah pohon tempat yang selalu membuat aku tenang selama ini .
aku tidak pernah habis pikir bisa ,- bisanya dua yang aku percaya selama empat tahun ternyata mengkhianati ku . bisa - bisanya membatalkan pernikahan disaat semua sudah direncanakan . dia pergi begitu saja tanpa kabar tanpa kata dan tanpa penjelasan .
orang tua ku menanggung malu dikampung halaman . akhirnya berdampak kepada tugas akhir ku . sangat tidak bersemangat . sangat jauh niat ku untuk menyelesaikan tugas akhir ku . hari - hari aku habiskan dengan sendiri , tanpa teman tanpa kekasih .
sudah hampir setahun pernikahan ku dengan seorang laki - laki bernama Puja akhirnya dibatalkan . harusnya hari ini adalah anniversary pernikahan ke lima bulan . aku menghembuskan nafas kasar . berjalan ke kantin kampus untuk sekedar memesan minuman sambil menunggu dosen pembimbing yang sudah lama tidak aku temui .
****
" kau harus percaya bahwa selalu akan ada pelangi setelah hujan " pesan dari seseorang
ada yang mengirimkan sebuah pesan di sosial mediaku sebagai kata - kata motivasi . aku acuhkan saja . karna memang aku sedang tidak ingin berinteraksi dengan siapapun .
" aku yakin kau orang yang baik , kau orang yang senang untuk tersenyum " pesan lagi
aku berfikir siapa laki - laki ini . bertubi - tubi mengirimi ku pesan . bahkan untuk siapa dia saja aku tidak pernah tau . malas rasanya untuk menanggapi siapapun , ujung - ujung nya pasti hanya iseng , pasti hanya mencari waktu luang .
" coba kau kenali aku dulu , mana tau dari aku kau mendapatkan kenyamanan , esok aku akan datang ke kota mu . aku berharap kau ada waktu untuk menemuiku " pesan dari laki - laki itu lagi
***
setelah berfikir seharian akhirnya aku memutuskan untuk mencoba bertemu dengan pria itu. ku coba untuk membalas pesan singkat yang ia kirimkan melalui sosial mediaku.
"oke, saya tunggu kedatangannya, hubungi saya melalui nomor telephone saya 081732******" balasku.
"mencoba berteman kan tidak ada salahnya, kenapa aku harus menutup hati untuk seseorang hanya karna penghianatan yang dulu sangat membekas" berbicara untuk meyakinkan diri sendiri sangat perlu untuk menguatkan diriku sendiri menghadapi hari esok kemudian.
*
keesokan harinya....
handphone ku berdering
"halo....."
"haii, aku sudah dijalan menuju tempatmu. nanti akan kukabarkan kembali..."
"oke. hati-hati yaa. temui aku di cafe senja"
aku bersiap-siap merapikan skripsiku dan mulai membersihkan diri serta kamar kosku. jauh dari keluarga dan jauh dari orangtua memaksa ku untuk menjadi lebih mandiri lagi.
menjalani hidup menjadi seorang mahasiswi tingkat akhir dan dengan patah hati yang teramat dalam membuatku seolah-olah menutup diri dari lingkungan sekitar.
untuk percaya kepada orang-orang sangat sulit. apalagi memberikan hati. itu sangat tidak mungkin untuk aku lakukan.
*
"apa kabar...?" notifikasi baru muncul di handphone ku
deg...tiba-tiba Puja menghubungiku. setelah dia memutuskan hubungan yang sudah tiga tahun dijalani dan pergi begitu saja.
ada apa dia menghubungiku kembali. mau apa? dan kenapa dia datang setelah sekian lama pergi dan hilang tanpa jejak?
semua pertanyaan membekas diotakku. membuatku harus berfikir keras. apakah dia tidak mengetahui bagaimana aku menata hati setelah dia pergi dan meninggalkanku.
keputusanku untuk mengabaikan pesan dari Puja tidak membuatnya berhenti. bahkan menjadi lebih gila lagi untuk mengirimi ku pesan bertubi-tubi.
*
"haii...aku sudah menuju cafe senja"
"oke..aku juga sudah menuju cafe senja"
"sampai bertemu nanti..."
ternyata aku sampai lebih dulu dari pada pria itu. menunggu sebentar tidak masalah pikirku.
"aku duduk disini yaa..."
"silahkan.."
"aku ridwan..."
"aku cia..aku sudah membaca namamu dari profil sosial mediamu"
ternyata dia tidak sekaku itu, dia mampu menghangatkan suasana. aku nyaman dengan caranya memperlakukanku. membuat aku menjadi diri sendiri.
"dua minggu lagi aku akan mengunjungimu kembali..jangan capek yaa menemaniku, jaga diri disini baik-baik"
saling bertukar kabar selama dua minggu aku mulai nyaman, aku mulai merasa bisa membuka hati setelah sekian lama dipatahkan dengan penghianatan.
statusku sebagai mahasiswi akhir bisa aku jalani dengan semangat, tidak lupa setiap harinya kabar ridwan yang membuat aku nyaman. memberikan semangat..
tidak lupa hari hari ku selalu dipenuhi kabar darinya. walaupun dengan jarak jauh tapi bisa membuat aku mulai membuka hati perlahan lahan.
masalalu yang membuat aku sangat patah dan sangat kecewa membuat aku lupa bagaimana rasanya nyaman diperlakukan dengan cinta oleh laki-laki. dengan jarak dekat saja bisa mendua apalagi dengan jarak jauh.
tapi aku berfikir kembali "ahh sudahlah..toh semua orang tidak bakal bisa disamakan dengan sifatnya. mana tau setelah luka aku mendapatkan kebahagiaan dengan Ridwan".
aku menemukan sisi berbeda didiriku sendiri sejak bersama Ridwan, menjadi orang yang lebih bersemangat, mempunyai tujuan kedepan.
penjualan online shop ku juga meledak pesat. "wahh semua memang serba baik" ucapku bahagia.
tak lupa saling bertukar kabar setiap harinya membuat aku mengerti banyak hal tentang Ridwan. semua kebiasaan baik dan buruknya. support tentang pekerjaannya. sampailah kami dimana merencanakan sebuah pernikahan.
dia berhasil membuat aku jatuh cinta dengan sederhana. dia berhasil membuat aku yakin bahwa cinta tidak selamanya dapat melukai. dan dia selalu menghapus ragu ku ketika aku mulai canggung dengan yang baru saja aku mulai .
sebenarnya untuk menjatuhkan hati secepat ini membuat aku ragu . aku takut akan patah lagi . aku sudah tidak ingin untuk terluka sekian kalinya . aku coba meyakinkan diriku sendiri . apakah aku sudah siap untuk mengenal seseorang kembali . apakah dia sudah menerima jika aku tidak dapat mempercayai nya seratus persen .
aku pikirkan kembali agar aku tidak mengecewakan diri sendiri dan tidak mengecewakan Ridwan . aku takut langkah ku terlalu jauh tapi ternyata hati ku tidak siap itu menjalani segala nya . bagaimana jika Ridwan benar - benar serius ingin menikahi ku . bagaimana jika Ridwan membuktikan semua ucapannya . aku harus menjawab apa dan bagaimana aku harus menjelaskan pada ayah dan ibu nanti nya jika aku ingin menikah .
" lama - lama aku bisa gila memikirkan masalah hati terus menerus "
aku memutuskan untuk mencoba saja menjalani hubungan dengan Ridwan sambil perlahan - perlahan membuka hati sendiri . menyembuhkan luka ku bersama Puja dulu ternyata tidak semudah itu . apalagi aku belum tau persis bagaimana Ridwan sebenarnya . aku tidak berani berharap banyak pada Ridwan .
***