When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pada akhirnya Shera memang tidak punya pilihan selain mengikuti kemauan Liam. Meminta En untuk tidak datang dulu menemuinya, berdiam diri di kamar dan membiarkan anak buah Liam berada disana bersama dengan dia dan Ganesh. Awalnya risih, tapi beruntung wanita bernama Jeje itu tidak semenyebalkan tuannya. Kemarin sore Shera tetap datang ke ruang kerja Dokter Sifa, tapi untuk minta maaf karena tidak bisa menerima tawarannya. Selebihnya dia benar-benar terkurung dengan pengawasan Jeje. Jangan tanya bagaimana interaksinya dengan Liam. Mereka bahkan sama sekali tidak bertegur sapa sejak ribut kemarin itu. “Yuk kita pulang! Papa ajak Nesh ke tempat tinggal kita yang baru,” ucap Liam menggendong Ganesh yang hari ini sudah diizinkan meninggalkan rumah sakit. “Sini dragonnya Mama yang bawa!” Sher