When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bagi Shera yang dulunya berpacaran dan menikah dengan Darin yang kalem, baik dan hidupnya lurus pasti syok saat sekarang harus dihadapkan pada Liam yang justru kebalikannya. Tidak terbayang bagaimana cemas dan takutnya dia ketika tahu Liam berada di situasi rusuh, dan sama sekali tidak bisa dihubungi. Terlebih hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, Liam keluar rumah dalam keadaan emosi setelah mereka bertengkar. Kebingungan menelpon kesana kemari menanyakan keadaan Liam, sampai tidak bisa tidur hingga menjelang pagi. Sekarang pria yang membuatnya kelimpungan was-was itu malah pulang dalam keadaan terluka dan baju kotor oleh bercak darah. Bagaimana mungkin Shera tidak syok. Pantas saja dia sampai sejengkel itu, menangis kesal di pelukan Liam. “Maaf, lain kali nggak bikin kam