When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Beda dengan Shera yang langsung terlelap pulas, Liam justru tidak tidur barang sebentar setelah melewatkan pergumulan panas mereka. Berpelukan di bawah selimut dengan tubuh yang masih telanjang, dia benar-benar merasa telah memiliki wanita ini seutuhnya. Meski yang tadi tidak sampai membobolnya, namun bagi Liam itu sudah seperti stempel sah kalau Shera adalah miliknya. Menuntaskan permainan mereka tidak harus sampai memasuki Shera. Tidak, Liam hanya tidak ingin kalau nanti sampai kebablasan Shera hamil, itu berarti anak mereka lahir di luar nikah. Bagaimana kalau anak mereka perempuan? Dia akan kehilangan momen bahagia sebagai seorang ayah, karena tidak punya hak dan tidak bisa jadi wali nikah anaknya nanti. Liam memilih sedikit bersabar, daripada nanti menyesal. Lagipula Shera masih di