When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Amarah Satria meledak mendapati anak perempuan kesayangannya pulang dengan mata sembab, rambut acak-acakan dan muka merah bekas tamparan juga cakaran. Mendengar penuturan Dewa tentang kejadian di kafe tadi kemudian membuat papa Nay itu pun hilang kesabaran. Nova hanya butuh dua jam untuk menyeret Sean, Eliya dan kedua temannya datang ke rumah Satria Lin. Senang iya, karena sejak awal Nova merasa balasan untuk Sean dan Eliya belum setimpal. Itu kenapa dia begitu girang ketika mendapat perintah memburu mereka, untuk diganjar atas kelakuan kurang ajarnya kali ini. “k*****t kalian! Berani menyakiti anakku lagi!” Saking murkanya saat keempat orang yang sudah menyakiti Nay itu diseret masuk, Satria berteriak dan membanting gelas minumannya hingga pecah berserakan di lantai. Semua terjengkit