When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Menggelikan itu ketika Shera dikirimi foto Hilda yang bukan cuma bonyok babak belur, tapi Ocha juga nyaris membotaki kepalanya. Adik Cakra itu benar-benar kena batunya kali ini karena mengusik singa betina yang jelas bukan lawannya. Belum lagi Ocha juga akan membawa masalah perselingkuhan mereka ke meja hukum. Namun, Shera bahkan yakin manusia seperti Hilda yang dasarnya bermoral bobrok tidak akan pernah jera. Di sisi lain dia juga dihujani makian dari keluarga Pangestu. Ibu Hilda dan Cakra terus meneror dengan pesan dan panggilan telepon yang sama sekali tidak Shera gubris. Iya, bagaimana mereka tidak murka setelah tahu dirinya ikut andil menghajar Hilda hingga mengenaskan seperti itu. “Papa sama Mama nanti lembur lagi ya?” tanya Ganesh dengan muka cemberut. “Mudah-mudahan tidak,” jaw