01. Erlangga
Terdengar riuh ramai di lapangan Sekolah Menengah Atas Mutiara Bangsa di kota Bandung. Seperti biasa para murid perempuan berjerit histeris dengan penuh ke kaguman menyebutkan nama seorang cowok yang memiliki kesempurnaan. Dia 'si setan tampan' mereka menyebutnya seperti itu. Karena prilakunya yang nakal dan urakan laksana setan yang bergentayangan.
Namun ia juga memiliki wajah tampan yang mereka bilang 'kembarannya Manurios' atau 'jelmaan patung Dewa Yunani' dan entah apa lagi yang mereka katakan untuk menggambarkan rasa kagumnya pada cowok tampan tersebut. Bukannya mereka tidak tahu kalau cowok yang bernama Erlangga Wijaya itu memang mempunyai sikap dingin dan ketus ke pada siapapun yang ia anggap sebagai pengganggu. Contohnya pada gadis-gadis yang saat ini sedang berteriak histeris menyebutkan namanya dengan penuh semangat.
"Erlanggaaaa semangaaaattt!!! "
"Erlanggaaa gue dukung lo!!!"
"Erlanggaaaa... Miss uuuu!!!"
Dan masih banyak teriakan alay lainnya yang membuat cowok itu mendengus jengah dengan gaya alay yang menyebalkan. Padahal ia baru saja tiga bulan menyandang menjadi murid Mutiara Bangsa. Namun tidak mengubah keadaan sebagai murid baru. Jika mereka melihat sesosok Erlangga yang keren dan tampan.
Kalau di lihat dari penampilan Erlangga jelas kacau. Lihat saja rambutnya acak-acakan, bajunya sama sekali jauh dari kata rapi, dasinya tersampir ke sembarang arah. Tapi apalah daya pesona seorang Erlangga malah membuatnya semakin keren dan bisa membuat para gadis menganga dengan menelan air liurnya sendiri.
"Erlanggaaaa ilove youuuu...! " terdengar lagi teriakan gadis lainnya, yang menyatakan cinta dengan begitu mudahnya. Seperti kasir minimarket yang mengucapkan 'selamat datang' kepada pelanggan yang datang, sebagai penyambutan saja. Dan Erlangga tidak suka dengan pernyataan cinta yang begitu mudahnya. Tanpa rasa dan tanpa penghargaan.
Lagi-lagi Erlangga hanya menggeleng jengah ia tidak menghiraukannya. Ia tetap fokus pada bola yang sedang ia mainkan di tangannya.
Sementara ini terlihat dari arah kantin seorang gadis cantik bertubuh mungil berambut hitam legam sebahu, sedang berjalan santai menuju kelasnya. Seakan tidak ikut peduli dengan teriakan alay di sekitanya. Ia tetap asik dengan ponsel di tangannya sambil senyum-senyum nyaris seperti orang gila, seakan ponselnya adalah cowok tampan sejagat raya. Dia memang selalu lupa dengan sekitarnya bila sudah menyangkut dengan ponselnya itu. Tentu saja karena dia saat ini sedang membalas chat dari seorang ketua OSIS yang hampir lima bulan menyandang menjadi pacarnya. Ketua OSIS yang tampan, pintar, lembut, romantis. Pokoknya cowok pilihan yang mampu membuatnya melting sendiri meski hanya dengan sebuah chat yang masuk di ponselnya.
Tiba-tiba
Buukkhhhh!!!
"Arrgghh!!! " gadis itu meringis kesakitan, ada bola yang nyasar yang entah dari mana datangnya langsung menghantam perutnya.
" HEY LO! " teriak dari tengah-tengah lapangan tertuju padanya. Gadis itu meringis memegang perutnya yang sakit, padahal hari ini ia sedang datang tamu bulanan. Tanpa hantaman dari bola itu saja perutnya memang sedang sakit sedari pagi. Kurang ajar sakit banget_ rutuk gadis itu di dalam hatinya.
"HEY LO BAWA KE SINI BOLANYA! "teriak cowok di tengah lapangan lagi. b******k enggak bisa dibiarin_ rutuk gadis itu lagi di dalam hatinya. Sakit di perutnya semakin terasa saja. Lalu dengan masih meringis memegang perutnya gadis itu membawa bola tersebut dan berjalan cepat ke tengah lapangan.
Semua pemain basket yang hadir di tengah lapangan maupun penonton yang berada di sisi lapangan menjadi hening. Penasaran apa yang akan terjadi dengan adegan berikutnya, tidak sedetikpun mata mereka berkedip demi bisa melihat kejadian yang menurut mereka menarik ini.
Dan...
Buugghhh!
Gadis itu menghantamkan bola tersebut dengan keras pada wajah tampan cowok di depannya. Dan sukses membuat para murid cewek berteriak histeris dan marah karena gadis itu telah menyakiti wajah tampan Arjuna pujaannya.
-Erlangga-
"Siapa sih tuh cewek berani banget deh!" protes seorang siswi jelas tak suka melihat pemandangan itu.
" iya nih,harus di kasih pelajaran tuh cewek !" Sahut gadis lainnya berang.
Sementara di tengah lapangan sedang terjadi tatapan tajam antara gadis itu dan si Arjuna tampan.
Erlangga menyeringai evil mengusap wajahnya yang jelas terasa panas dan perih. Lalu di tatapnya gadis cantik yang kini ada di hadapannya, juga sedang menatap tajam ke arahnya dengan tatapan menantang. Membuat wajah tampannya terkesan tegas namun selalu sedap untuk di pandang.
"Lo enggak punya mata! b**o lo! Jangan-jangan lo enggak becus main basket lagi, sakit tau enggak rasanya! " ujar gadis itu tegas.
Erlangga senyum kecil saja, menurutnya gadis ini sangat berani dengan mendatangi dirinya dan bahkan membalas perlakuannya.
Selama ia sekolah di SMA Mutiara Bangsa ini belum pernah ada yang berani menatapnya seperti ini, bahkan menyebutnya dengan kata 'b**o' sungguh luar biasa.
Erlangga mengacungkan jempol untuk keberaniannya.
Semua yang hadir di lapangan membelalak kaget dengan keberanian gadis itu, terutama ke empat cowok yang sekarang berada di belakang Erlangga. Mereka menatap cengo seperti orang bodoh. Karena setahu mereka, Erlangga adalah sesosok leader yang selalu di patuhi para anggotanya. Dan di segani oleh lawan gengnya. Dan bagi semua anggota Brayuda yaitu anggota geng motor yang selalu mengadakan balapan di malam minggu. Erlangga adalah sesosok leader yang tegas dengan harga diri yang sangat tinggi. Jadi, saat ini mereka sedang melihat pemandangan yang sangat langka dan aneh.
"Lo seharusnya minta maaf sama gue! tapi lo malah nyuruh gue seenak jidat lo! gimana? enak kan, rasanya di lempar bola!" Ujar gadis itu lagi seakan belum puas dengan kekesalannya.
"Minta maaf sama gue! " minta maaf, yang benar saja seorang Erlangga di suruh minta maaf. Jangan bermimpi cantik!
Erlangga hanya diam menatap miring gadis di depannya.
Sama seperti semua cowok yang saat ini sedang berdiri menatapnya. Yaitu cowok-cowok tampan yang selalu bersama Erlangga, mereka adalah gengnya Erlangga.
" Lo b***k ya? Atau lo bisu? brengsekk lo! " ujar gadis itu lagi kesal sangat kesal karena cowok itu hanya menatapnya dengan tatapan errr...sebenarnya membuat nyali gadis itu agak menciut. Tatapan cowok itu terlihat tajam dan mengejek dirinya. Seakan dirinya memang pantas di perlakukan seperti tadi. Ah, gadis itu sangat kesal. Lalu ia segera memutar tubuhnya untuk meninggalkan cowok yang menurutnya gila itu.
Tapi...
Tiba-tiba sebuah tangan kokoh meraih tangannya dan menariknya kuat hingga dengan cepat gadis itu berbalik arah seperti semula.
Dan...
Cuppp...!!!
Sebuah kecupan mendarat di pipi lembut mulus gadis itu, nyaris membuat kedua mata cantiknya loncat keluar dari tempatnya.
Semua penonton menganga dengan kedua matanya yang melotot luar biasa.
Terutama para gadis mereka shock sekaligus kecewa karena Arjunanya mencium gadis lain.
Dan...
PLAKKK...
Tamparan panas mendarat di pipi si Arjuna.
"b******k lo! Berani beraninya lo cium gue! " gadis itu terengah menahan amarahnya.
"BRENGSEKKK !!" Gadis itu mendorong d**a bidang Erlangga dengan kuat, namun tentu saja tidak sedikitpun tenaga gadis itu membuatnya mundur atau bergeser dari tempatnya. Lalu dengan segera gadis itu berlari cepat keluar lapangan dengan kekesalan yang tidak bisa di jabarkan seperti apa rasanya, yang jelas ia sangat kesal! Kesal! Dan kesal!
" Bro... Enggak salah lo di tampar? " Zio salah satu sahabatnya menyentuh bahu Erlangga. Cowok itu hanya mendengus sebal dengan menangkis tangan yang mendarat di pundaknya itu.
"Ouh... Santai bro," Zio mengangkat tangannya dengan gaya menyerah seakan Erlangga adalah seorang petugas kepolisian yang sedang menangkapnya. Dan dia si gadis cantik itu, siap-siap saja karena Erlangga mulai saat ini akan terus menjadi mimpi buruknya.
Erlangga tidak akan pernah melepaskannya!