assalamualaikum Nur

assalamualaikum Nur

book_age4+
20
FOLLOW
1K
READ
comedy
sweet
humorous
office/work place
first love
spiritual
like
intro-logo
Blurb

mimpi semua orang adalah menikah sekali seumur hidup, dan termasuk Nur. gadis muda yang ingin menikah namun hanya sekali seumur hidup harus mengubur mimpinya saat kenyataan datang menghampirinya. siapa sangka dia hanya menikah kontrak, istri diatas kertas tanpa memiliki hak penuh atas suaminya.

chap-preview
Free preview
MENJADI DOKTER
Nur tersenyum. Bibir mungilnya terangkat. Mata indahnya menatap sebuah laptop. Wajahnya berseri-seri tanda bahwa dia sangat bahagia dan sangat puas dengan hasilnya. "Bagaimana nona?"tanya seorang pembantu yang baru saja meletakkan secangkir teh hangat diatas meja. Nur tersenyum senang. "Nur diterima Bi,"ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Ia sangat bahagia karena usahanya tidak sia-sia. Sejak dulu dia terus belajar dan belajar agar kelak mimpinya menjadi seorang dokter dapat terwujud. Sekarang, lihat. Perjuangan tidak pernah mengkhianati hasil. Nur diterima di salah satu universitas kedokteran, tak hanya itu Nur juga berhasil mendapatkan beasiswa penuh. Sekarang, awal perjuangan Nur akan dimulai. Nur berjanji bahwa dia akan bersungguh-sungguh, dia tidak akan menyerah sebelum dia berhasil menjadi seorang dokter. Meraih beasiswa ini tidak gampang, maka sekali Nur genggam tidak akan pernah Nur biarkan lepas. Termasuk kesempatan emas ini. "Selamat nona. Bibi doakan semoga nona berhasil menjadi dokter,"ujar pembantu itu dengan sangat ramah. "Aamiin, in sya Allah bi. Semoga Allah berkehendak dan mengizinkan Nur menjadi dokter."jawab Nur penuh dengan rasa syukur dan rasa berharap. Tak lama kemudian suara gaduh terdengar. Beberapa pembantu berlarian menuju teras, begitupun dengan pembantu yang baru saja berbincang dengan Nur. Pembantu yang mendapatkan kode dari rekannya juga segera bergegas pergi. Nur mengernyitkan keningnya, ia melihat sekeliling rumah mewah yang hanya ia tinggali bersama pembantu dan bodyguard. Tak lama Nur menutup laptopnya. Merapikan beberapa buku yang sebelumnya sempat ia baca. Langkah kaki Nur terhenti beberapa meter dari pintu rumah yang menjulang tinggi, pintu itu begitu besar berwarna putih mirip seperti pintu istana. Perlahan pintu itu terbuka, menampilkan wanita tua yang duduk di kursi roda. Rambut hitamnya sudah mulai hilang karena tertutup dengan rambut putihnya. Senyuman hangat tertuju pada Nur membuat Nur ikut tersenyum. "Selamat datang nyonya,"sapa beberapa pembantu yang berbaris rapi. Disebelah s**u kanan dan kiri. Ratu mengabaikan sapaan pembantunya. Matanya terus menatap penuh rindu pada gadis yang memakai jilbab panjang hingga menutupi d**a dan baju panjang hingga menyapu lantai. Gamis berwarna biru terlihat pas di tubuh Nur yang tidak gemuk dan tidak kurus. "Oma,"lirih Nur. Matanya kembali berkaca-kaca begitu melihat sosok yang amat ia rindukan. Nur berjalan mendekati wanita tua yang tak lain adalah Ratu. Nur berjongkok dihadapan Ratu, mencium tangan kanannya. Air matanya tumpah begitu saja. "Assalamualaikum Nur,"salam Ratu dengan nada yang lembut. Nur mengangkat kepalanya, air matanya menetes melihat wajah keriput Ratu. "Waalaikum salam Oma," Ratu menghapus air mata Nur, senyuman Ratu juga belum kunjung pudar. Sama dengan Nur, Ratu juga sangat merindukan Nur. Ratu lalu mencium kening Nur, cukup lama. "Kenapa kamu menangis? Nur tidak suka Oma datang?"tanya Ratu setelah mencium kening Nur. Nur menggeleng cepat. "Bukan gak suka Oma, Nur suka banget. Nur bahagia Oma datang. Oma kemana aja?kenapa Oma gak kesini?oma betah banget ya di Belanda sampai lupa sama Nur?emang Oma gak kangen sama Nur"tanya Nur bertubi-tubi. Para pembantu sudah mulai mengundurkan diri, memberikan ruang dan waktu untuk Ratu dan Nur untuk mengobati kerinduan mereka. "Kata siapa Oma gak kangen?Oma kangen sama Nur. Cuma Oma baru bisa kembali ke Indonesia"jawab Omanya. Nur mengerucutkan bibirnya. "Oma sibuk banget ya di Belanda, sampai Oma lupa balik ke Indonesia. Apa jangan-jangan Oma cari cucu lagidi Belanda?"tanya Nur, wajahnya terlihat jelas jika ia cemburu jika Omanya mencari cucu lain. Lagipula tidak mungkin Ratu menambah cucu lagi bukan? " Bukan cari cucu, tapi cari berondong."Ratu tertawa kecil. Nur ikut tertawa. Ia lalu berdiri karena lelah berjongkok terus. "Ayo kita masuk, Oma mau ngomong sesuatu sama kamu,"ajak Ratu. Nur mengangguk, ia berjalan ke belakang. "Biar Nur aja ya pak,"pinta Nur pada asisten Ratu. Lelaki bertubuh tegap, mengenakan jas hitam dengan kemeja biru Dongker mengangguk," nyonya, saya permisi ke depan dulu ya." "Iya,"Jawab Ratu singkat. "Mari nona,"Pamitnya lalu pergi keluar. Nur mendorong kursi roda menuju sofa yang sebelumnya ia duduki. "Oma gimana?sehat?"tanya Nur saat ingat jika sebelumnya dia belum bertanya tentang keadaan Omanya. "Setelah kamu melihat Oma baik-baik saja, apa masih harus Oma menjawab pertanyaanmu?"tanya Ratu diakhiri tawa kecil. "Mata itu bisa menipu Oma. Apa yang dilihat oleh mata, terkadang bukan keadaan yang sebenarnya." Ratu tersenyum tipis. "Sekarang kamu tambah pintar ya," Setelah tiba di sofa, Nur duduk disalah satu sofa yang berada disamping Ratu duduk. Pandangan Ratu tiba-tiba tertuju pada tumpukan buku yang membahas tentang biologis dan ilmu kedokteran. "Kamu benar-benar ingin menjadi dokter?"tanyanya dengan raut serius. Nur tersenyum, ia mengangguk semangat. "Iya Oma, Nur sangat ingin menjadi dokter. Oma tau gak,hari ini Nur diterima di universitas kedokteran gak hanya itu, Nur juga dapat beasiswa Oma." Ratu tersenyum masam. Ia terlihat tidak bahagia mendengar kabar bahagia itu hingga membuat senyuman Nur pudar, semangat Nur yang menghilang seperti ditiup angin. "Oma kenapa?Oma gak suka ya Nur dapat beasiswa?"suara Nur melemah, kecewa. "Untuk apa kamu menjadi dokter?kamu sudah punya segala-galanya Nur. Kamu gak perlu susah payah untuk menjadi dokter. Kamu cukup menikmati apa yang kamu punya sekarang,"Jawab Ratu, nada bicaranya sangat serius. "Maaf Oma,"Nur menjawab lesu,meski begitu bibir Nur tetap tersenyum walau ada rasa kecewa di hatinya. "Tapi apa yang ada dihadapan Nur, bukan milik Nur, semua tanpa terkecuali Oma." "Kata siapa?"tanya Ratu cepat. "Ini milik kamu, semuanya milik kamu. Rumah,mobil,vila semua punya kamu. Percuma kamu jadi dokter, kamu punya segalanya Nur. Itu hanya buang-buang tenaga," "Oma..." "Tugas perempuan di dapur, kalau kamu jadi dokter itu percuma Nur. Kelak kamu menikah dan berada di dapur dan mengurusi keperluan suami kamu!"potong Ratu. Nur semakin melemas. Hatinya sakit sekali saat harus mendengar jika Ratu tidak setuju dia menjadi dokter. Dia kecewa, karena orang yang ia sayang memintanya untuk mengubur cita-citanya. Apa Ratu tidak tau, jika dokter adalah mimpi yang sejak dulu ingin Nur raih?apa Ratu tidak tau, jika menjadi dokter adalah keinginannya?apa Ratu tidak tau, jika selama ini Nur belajar tanpa kenal waktu hanya ingin menjadi seorang dokter. Dan sekarang, apa ini?Ratu secara tidak langsung tidak menyetujui Nur menjadi dokter? Ratu tidak mendukung Nur menjadi dokter. Bencana apa ini Tuhan?kenapa orang yang sangat Nur sayangi dan hormati tidak mendukung cita-citanya?apa menjadi dokter sebuah kesalahan? cita-cita yang tidak pantas Nur wujudkan? "Kamu sayang kan sama Oma?"tanya Ratu. Nur menghela nafas,"pertanyaan macam apa itu Oma?"tanya balik Nur. "Kalau begitu, ikuti kata Oma!!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
214.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
172.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.7K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
295.8K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.7K
bc

TERNODA

read
193.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook