"Mau beli apa dulu, Nad?" Sepertinya, ini pertanyaan ketiga dari Kevand setelah mereka keluar dari toko buku. "Ha?" Dan baru sekarang Nada sadar kalau Kevand bertanya padanya. Meskipun, ia tidak tahu apa yang sang sahabat tanyakan. "Lo ngelamunin apa, sih?" "Nggak ngelamunin apa-apa, kok. Tadi lo nanya apa?" "Katanya nggak ngelamun? Kok nggak tau gue nanya apa." Kevand menggeleng. Nada menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tertawa canggung karenanya. "Jangan kebiasaan ngelamun di tempat umum. Ntar, kalo lo ilang gimana?" "Emangnya gue anak kecil?" cibir Nada. "Yang ilang nggak harus anak kecil, kan? Jadi, lo ngelamunin apa, sih?" "Kata lo, wajar gak sih kalo deket banget sama sodara? Maksud gue kayak... Ah, udah lah. Nggak penting-penting banget juga." Nada hendak berjalan