PART. 17

734 Words

"Eeh, maaf kalau panggilanku tadi membuatmu takut, atau merasa tidak nyaman. Ehmm ... beberapa waktu ini aku sering bicara, dengan keponakan-keponakanku yang seumuran kamu. Maaf, Vanda jangan marah ya." Andri tersenyum pada Vanda. Vanda mengalihkan tatapannya, ia berusaha menyembunyikan wajahnya yang merona. "Tidak apa ...." Ujar Vanda, namun ia sambung di dalam hatinya. 'Aku justru berharap, itu akan jadi panggilan Om Andri untukku. Aihhh ... apa yang kamu pikirkan, Vanda. Hhhh, sepertinya aku memang harus curhat sama Rara. Menyembunyikan sendiri perasaan cinta itu sungguh tidak enak ....' "Vanda!" "Oh, iya, Om." "Benar tidak marah?" Vanda menatap Andri, saat Andri juga tengah menatapnya. Kepala Vanda menggeleng, ia tersenyum. "Untuk apa marah. Panggilan Sayang itu Vanda pikir buka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD