Semua mata di rombongan Angela mencoba melihat sosok yang sedang menjadi pusat perhatian wartawan. Semula, agak sedikit kesulitan melihat sosoknya. Namun, dengan adanya sikap tanggap para pria berjas hitam yang membuka jalan, akhirnya mereka bisa melihat jelas seorang pria bertubuh tinggi dan sangat rupawan.
Dia memakai jas mewah hitam tanpa ada kerutan sedikit pun. Gaya berjalannya tegap sangat arogan dan percaya diri layaknya seorang raja yang berkuasa. Wajah tampannya dingin dan datar. Sulit menebak apa yang sedang dipikirkannya dengan mata hitam misterius yang sedalam lautan. Tapi, satu hal yang pasti, dia memiliki kharisma luar biasa yang mampu membuat semua orang langsung segan kepadanya. Para wanita yang ada di lobi hotel bahkan terhipnotis olehnya hingga hanya bisa mematung mengagumi betapa indah ciptaan Tuhan tersebut.
Ketika melihat pria berwajah dingin yang berjalan arogan di tengah lobi, napas Angela Tanoto tertahan kuat hingga merasa dunianya tiba-tiba seperti berhenti berputar. Seolah-olah kegelapan menelannya dari seluruh arah. Sekujur tubuhnya pun langsung gemetar dan keringat dingin. Tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya sekarang.
“Alan?” gumam Angela dengan suara berbisik lirih, keningnya bertaut gelisah dengan pupil menyusut gemetar.
Kenapa suaminya berpakaian seperti itu?
Siapa orang-orang yang ada di sekitarnya?
Wajah Angela semakin pucat dan pucat saat dia melihat sosok butler Anderson yang berjalan tepat di belakang Alan Gu. Senyumnya begitu puas dan percaya diri!
‘Tidak mungkin...’ batin Angela dengan hati tertusuk perih.
Apakah itu artinya Alan Gu menyetujui tawaran Anderson?
Apakah mereka berdua pada akhirnya akan bercerai?
Selama sesaat, Angela mematung dengan wajah sangat linglung. Dia baru tersadar begitu Gabina dengan wajah sama-sama terlihat pucat mengguncang sebelah bahunya.
“A-Angela... bukankah pria itu...?”
Gabina Thompson sama sekali tidak bisa melanjutkan kata-katanya begitu melihat dengan jelas wajah pria berkuasa yang sedang disambut oleh banyak wartawan tersebut.
Bagaimana bisa suami Angela tiba-tiba muncul seperti anak dari keluarga konglomerat?
Bukankah Alan Gu hanyalah seorang yatim piatu yang sama sekali tidak punya apa-apa selain kecerdasan otaknya?
Angela mengerjapkan mata bingung, lalu mengikuti kembali sosok arogan yang berjalan percaya diri menuju aula di mana para wartawan tadi berhamburan keluar.
Tanpa mengatakan apa pun, Angela segera berjalan cepat menuju aula di sana.
“Angela!” seru Gabina panik, berjalan cepat menyusulnya.
Teman-teman kerja Angela hanya bisa saling pandang dalam diam. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan kedua wanita itu. Berpikir kalau mungkin keduanya sama penasarannya dengan apa yang mereka lihat barusan tentang sosok penting tadi.
“Aku juga penasaran mau melihatnya! Ayo, kita lihat sebentar! Pertemuannya masih ada setengah jam lagi, kan?” bujuk Valeri seraya menarik kedua wanita di dekatnya.
Joshua dan Milo hanya bisa menatap kepergian kelima wanita itu dengan tatapan tak berdaya.
“Apa-apaan mereka? Lihat pria tampan dan kaya seperti itu sudah membuat mereka lupa daratan,” gerutu Joshua jengkel.
Milo melipat tangan di dadanya dengan kepala dimiringkan pasrah. “Aku sudah bilang, kan? Wanita memang seperti itu.”
Karena penasaran apa yang sedang terjadi, Joshua segera melakukan pencarian di internet. Betapa terkejutnya dia menemukan berita yang sedang trending tiga besar saat ini!
“Konferensi Pers Mendadak Pewaris Sah Grup Gu ke Publik untuk Pertama Kalinya!”
“Siaran Langsung Pewaris Grup Gu yang Baru Saja Pulang dari Amerika!”
“Ternyata Grup Gu Memiliki Pewaris Lain?”
“Kebenaran Tersembunyi di Keluarga Gu akhirnya Terkuak!”
“Apakah Putra Tuan Gu dari istri kedua akan kehilangan haknya sebagai pewaris utama Grup Gu?”
“Kebenaran Mengenai Putra Pertama Keluarga Gu yang Tidak Diketahui!”
“Benarkah Putra Pemimpin Grup Gu, Candra Gu dari istri keduanya sebenarnya adalah anak haram di luar nikah?”
Joshua membaca hasil penelusurannya satu per satu agar Milo Aqua bisa mendengarnya.
Kedua pria itu seketika saling pandang dalam diam usai melihat layar ponsel yang menjelaskan kehebohan yang mereka lihat sebelumnya.
“Grup Gu? Grup Gu yang mengusai 70-80 persen bisnis di ibukota ini?” tanya Milo dengan wajah pucat.
Joshua menghela napas berat. “Kamu pikir ada Grup Gu lain dengan kehebatan seperti itu?”
Milo langsung bungkam!
Ternyata, mereka adalah orang pertama yang melihat secara langsung pewaris hebat dari keluarga konglomerat yang katanya bahkan bisa membeli negara dengan seluruh kekayaannya di dunia!
“Hebat! Ini seperti mimpi! Bagaimana bisa kita bertemu orang sehebat itu? Untung saja aku ikut ke pertemuan ini! Ayo, kita lihat sebentar baru kembali bekerja!” seru Milo bersemangat, segera menarik Joshua yang kaget oleh tingkah lakunya.
***
Di sisi lain, Angela dan Gabina yang berhasil masuk setelah menyuap seorang wartawan untuk membantu mereka berdua, akhirnya berdiri di deretan paling belakang melihat pria tampan berkharisma di depan sana tampak duduk di meja panjang bersama Anderson.
Seorang pria berjas hitam bergegas maju ke depan dan memberikan aba-aba agar semua orang diam. Berikutnya, butler Anderson maju ke tengah panggung dan berbicara dengan sangat bijaksana di podium.
“Terima kasih atas kehadiran kalian semua di tempat ini. Maafkan kami karena harus melakukan konferensi pers secara mendadak, karena kami sedang dikejar waktu untuk hal yang lebih besar. Oleh karena itu, langsung saja kami perkenalkan putra tertua dari keluarga Gu yang baru saja pulang dari Amerika. Dia adalah Alan Gu, calon pewaris sah yang akan menempati posisi utama di Grup Gu dalam waktu dekat. Dengan ini, saya akan memberikan kalian kesempatan untuk bertanya setelah Tuan Alex Almero Gu dan putranya berbicara kepada kalian.”
Anderson lalu mundur dengan sikap bijak dan segera memberi isyarat kalau sebentar lagi orang penting lainnya akan muncul dari belakang panggung.
Benar saja. Begitu para pria berjas hitam membentuk barisan di depan panggung, seorang pria dan wanita segera muncul sambil bergandengan tangan ke meja di mana Alan Gu duduk dengan wajah datar tanpa ekspresi. Dingin dan mengintimidasi.
“Perkenalkan! Mari kita sambut pemimpin Grup Gu, Alex Almero Gu dan istrinya, Cahyana Atlantis Ibrahim!” ujar Anderson melalui mic sembari memberikan gerakan memperkenalkan kedua pendatang baru itu ke hadapan semua orang.
Para wartawan saling pandang dengan wajah sangat terkejut dan mulai heboh satu sama lain.
Cahyana Atlantis Ibrahim adalah istri pertama Tuan Gu, dan dia jarang muncul ke publik setelah pernikahan kedua pria itu dengan wanita berdarah Eropa bernama Juliana Ludwig. Siapa sangka kalau sekarang dia akan muncul dengan cara seperti ini?
Setelah sedikit basa-basi dari Anderson, dia lalu memberikan kuasa kepada pria tua yang terlihat sangat tampan dan mirip sekali dengan Alan Gu.
Alex Almero Gu yang duduk di meja panjang bersama istri pertama dan putranya tampak memindai seluruh ruangan sebelum akhirnya membuka suara dengan nada berat dan berwibawa.
“Saya tahu bahwa di benak kalian ada banyak pertanyaan mengenai konferensi pers mendadak ini. Tapi, kami tidak memiliki banyak waktu untuk menjelaskannya panjang lebar. Singkat kata, putra tertua saya dari pernikahan pertama, akhirnya kembali ke negara ini dan akan segera mengambil alih Grup Gu dalam waktu dekat.
Bagi yang belum tahu mengenai putra tertua saya yang bernama Alan Gu, dia adalah putra saya yang sempat hilang sejak dia masih kecil. Kami kesulitan menemukannya sampai akhirnya beberapa tahun lalu, kami berhasil menemukannya.
Sayangnya, dia tidak bisa kembali ke negara ini begitu saja karena beberapa alasan. Tahun ini, karena sudah saatnya Grup Gu serius memikirkan siapa penerusnya di masa depan, maka saya berpikir sudah saatnya dia kembali untuk menjalankan kewajibannya sebagai penerus sah dari Keluarga Gu. Mari sambut putra pertamaku, Alan Gu!”
Semua orang menjadi lebih riuh!
Kamera segera bermain dari seluruh penjuru ruangan ketika Alex Almero Gu bangkit dari kursinya dan menarik Alan Gu untuk berdiri berdampingan. Ayah dan anak itu benar-benar sangat tampan dan berkharisma satu sama lain!
“Ingatlah kalian semua bahwa hari ini, Alan Gu telah resmi kembali ke keluarga Gu dan menjadi penerus sah satu-satunya Grup Gu di masa depan. Satu hal lagi yang perlu saya sampaikan sebagai tambahan dari konferensi pers yang bersejarah ini, yaitu kami juga akan mengumumkan tanggal pertunangan Alan Gu dengan wanita pilihan kami.
Semua orang yang ada di ruangan ini akan diundang secara resmi di hari berbahagia itu! Putra kami yang masih lajang akan segera menikah dan menempuh hidup baru sebagai bagian penting dari Grup Gu. Maka dari itu, tolong perlakukan dia dengan baik dan lihatlah bagaimana dia menjadi seorang pria dewasa yang bertanggung jawab untuk keluarga, perusahaan, masyarat luas, dan juga negara kita!”
Angela Tanoto yang sejak tadi diam bagaikan patung melihat adegan demi adegan di depan sana tampak mulai perlahan kehilangan kemampuan berpikir. Dia sangat linglung dengan apa yang baru saja didengarnya.
Pewaris sah satu-satunya Grup Gu?
Baru saja pulang dari Amerika? Masih lajang dan akan bertunangan?
Apa-apaan semua itu?
Omong kosong macam apa yang dia katakan kepada semua orang?
Alan Gu sudah menikah dan dia adalah istrinya!
Kenapa Alan Gu tega melakukan semua ini kepadanya tanpa sepengatahuannya sama sekali?
Gabina yang sama terkejutnya dengan Angela spontan menoleh cemas ke arahnya.
“Angela? Kamu baik-baik saja?”