Beautiful Wound | 14

1040 Words

Aruna memandang gadis yang baru saja melawati maut, setelah berusaha selama satu jam akhirnya ia bisa mengembalikan denyut nadi Rania, ia selalu merasakan jantungnya direnggut paksa melewati tulang rusuknya saat melihat Rania lagi-lagi collapse.                   “Maafkan aku Rania, kupikir keadaanmu tidak bisa lagi disembunyikan, aku harus mengatakan semuanya pada keluargamu terutama kedua orang tuamu.” Aruna membelai surai hitam Rania, pria itu lagi-lagi meneteskan air mata. Aruna berjalan meninggalkan ranjang pesakitan yang di atasnya terbaring gadis yang baru saja meregang nyawa.                   Begitu Aruna membuka pintu ICU itu, Akira langsung berlari ke arahnya dengan wajah yang masih basah oleh air mata, wajah yang mulai dipenuhi kerutan itu begitu khawatir, takut dan cemas,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD