Kabar Baik dan Kabar Buruk

1536 Words

Aline POV Aku lingkarkan kedua tangan ini di perutnya. Suamiku ini sedang bersiap berangkat ke luar kota. Rasanya berat sekali untuk melepasnya. Aku tak sanggup menahan rindu walau hanya sehari. "Mas, jangan lama-lama, ya. Aku pasti kangen," ucapku dengan wajah menempel di punggungnya. Dia berbalik dan meraih pundakku. "Aku juga, Sayang. Belum berangkat, tapi rasanya udah kangen lagi," jawabnya terkekeh. Aku tak lagi menjawabnya. Aku berjinjit dan menyambar bibir hangatnya. Sejenak dia terdiam, lalu mulai membalas ciumanku. "Kamu bisa bikin aku ketinggalan pesawat, ini," bisiknya terengah. Aku tersenyum menggoda. "Biarkan aku meluapkan semua rindu sebelum kamu berlalu," bisikku menggoda. Entah kenapa, aku yang biasanya pasrah, kali ini begitu mendominasi. Rimba tersenyum melihat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD