Malam Kedua

1262 Words

Aku menatap haru bergantian pada Papa juga Rimba. Hatiku terlalu bahagia untuk bisa diungkap dengan kata-kata. Yang bisa kulakukan hanya mengangguk pasti untuk menjawab pertanyaan Papa. Pantas saja malam ini Rimba memakai baju yang rapi sekali, walaupun hanya kemeja putih dan celana abu-abu. Namun, terlihat sangat gagah. "Alhamdulillah," ucap Papa. Rimba kemudian menyerahkan sebuah paper bag padaku. "Pakailah. Maaf aku hanya bisa menyiapkan ini saja." Aku mengambil paper bag itu dan melihat isinya. Sebuah kebaya dan bawahannya. Bahannya bagus sekali. Tak berapa lama, terdengar suara ramai orang dari luar mengucap salam. Mama segera membukanya. Terlihat orang-orang yang dulu pernah menjadi saksi di pernikahan pertama kami. Juga seorang yang sepertinya penghulu. "Duh, mendadak sekal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD