Sarapan tengah aku persiapkan, ketika ponselku secara tiba-tiba berbunyi, menandakan Mas Aiden sedang menelpon. Aku secara antusias mengambil ponsel dan mengapitnya di antara telinga dan bahu. Sambil menumis kangkung, sembari fokus mendengar.
“Kamu ada rencana ntar malam, Biru?” Suara perempuan manja itu terdengar. Aku memutar bola mata jengkel.
“Tidak ada.”
“Nanti malam, Kak Zul sama Mbak Yuni keluar makan malam. Kamu ke sini, ya? Temenin.”
Ish! Jijik! Jijik banget dengar suaranya. Mau banting hape, tapi yang membuat kesal di sini si perempuan, bukan ponselku. Wanita itu yang seharusnya aku lempar.
Aku menggeram mendengar ajakannya itu.
“Mm ... mungkin bisa. Nanti saya izin ke Ayya karena ada urusan pekerjaan.”
Mas Aiden .... Kepalaku langsung tertekuk lemas ke belakang. Jenuh
