Trauma

1080 Words

"Buwahahaha!" tawa Citra terus-terusan menyembur keluar. Bagaimana tidak, setelah ia mengajari Bryan bagaimana caranya nandur, pria berusia akhir 20-an itu langsung turun ke sawah dan mencobanya sendiri. Namun bukannya keberhasilan yang didapat, justru wajah Bryan menjadi penuh lumpur dan seluruh bajunya menjadi kotor. Bryan menatap Citra dengan kesal, ia menekuk wajahnya sambil memegang bibit padi di tangan kanan. "Kau berani menertawakan atasanmu seperti itu?" Citra menjulurkan lidahnya, "Siapa ya yang tadi pagi bilang jika aku boleh berbicara santai tanpa embel-embel kerjaan?" Muncul perempatan merah di dahi Bryan, dia lalu menjatuhkan bibit di tangannya dan berjalan lurus ke arah Citra yang tengah duduk santai di gubuk jerami. Berbeda dengannya, Citra lebih terampil dan menyelesaika

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD