3

1641 Words
Giselle sudah masuk ke dalam lapangan futsal begitu pun juga dengan beberapa anak lainnya yang penasaran juga dengan permainan dari Gara. Giselle tampak melihat permainan Gara yang sedari dulu baginya Gara masih memukau. Gara masih terlihat sangat tampan ketika bermain futsal seperti itu. Kamu ga berubah Gar, tapi perasaan kamu yang berubah. Rasanya aku pingin minta sama Tuhan buat kembaliin perasaan kamu ke aku. Batin Giselle. "Lan, Lo udah mulai balik sama Gara ya hari ini?" tanya Hanna kepadanya. "Harusnya iya, tapi gua ga tau gimana sama Gara. Ya Lo tau sendiri kan pasti Gara masih ga mau sama gua. Dia pasti masih marah. Dan gua masih ga tau apa yang buat dia marah selama ini. Gua bodoh banget ya." ujar Giselle. "Gak Selle, Lo ga bodoh. Ga ada yang bodoh disini. Lo sama Gara cuman kurang ngobrol aja. Tujuh hari ini Lo jadiin dan Lo maksimalkan deh buat ngobrol sama Gara dan buat Gara kembali ke Lo selamanya." ujar Salsa. "Bener kata Salsa, gua juga setuju sama dia. Lo harus pergunain semuanya dengan baik Selle. Ini kesempatan baik buat Lo." ujar Hanna itu. "Iya, tapi apa Gara bakalan nerima gua? Gara itu mungkin emang nerima permainan Seven Days For Love ini. Tapi ga tau dia nerima gua atau ga. Lagi pula gua sampai sekarang masih bingung sebenarnya apa penyebab Gara mutusin gua. Gua yakin dia masih sayang juga sama gua." ujar Giselle itu. "Whoaaa..." teriak semuanya serempak saat Gara memasukkan bola. "Wahhh Gara emang bener-bener the best sih ini. Siapa juga yang ga suka sama Gara kalo Gara nya aja kayak gitu." ujar Hanna kepada Giselle itu. "Udah selesai ya? Kalo gitu bentar gua mau kesana dulu deh mau nanya ke Gara, semoga dia mau lah balik sama gua nanti." ujar Giselle dan saat ini Giselle turun ke lapangan. Ia saat ini sedang menunggu suasana tidak ramai. Karena selesainya permainan futsal ini ternyata banyak yang ingin memberi minum untuk Gara. Sebenarnya Giselle kesal dan sangat cemburu sekali. Ia melihat banyaknya cewek yang berada di dekat Gara dan ingin mendekati Gara. Apa mereka semua tidak tahu bahwa saat ini Gara dan Giselle sudah balikan ya walaupun hanya tujuh hari saja tapi yang pasti mereka sekarang sudah balikan. Seharusnya mereka tidak menganggu Gara. Giselle masih terus menunggu hingga kakinya kesemutan tapi sepertinya Gara masih jumpa fans saat ini. Entah lah rasanya Giselle benar-benar kesal. Ia pun saat ini ikut berada disana dan ia sudah sampai di depan. "Gara, kamu ga pulang?" tanya Giselle kepada Gara membuat cewek-cewek disana melihat ke arah Gara dan Giselle saat ini. Entah lah mereka kenapa saat ini. Mereka masih melihat Giselle dan Gara yang masih diam. "Kenapa nunggu gua? Lo bisa pulang dulu." ujar Gara kepada Giselle. "Tapi kan... Sekarang kan...." ujar Giselle kepada Gara tapi dihentikan. "Selle, oke kita balik. Gua sekalian mau ngomong sama Lo." ujar Gara yang saat ini mengambil tasnya yang tadi sudah dibawakan ke lapangan futsal ini. Ia pun pergi meninggalkan lapangan futsal diikuti oleh Giselle. Anak-anak yang lain pun melihat mereka dengan tatapan yang sangat iri tapi mereka juga penasaran sebenarnya apa yang akan dibicarakan oleh Gara. Giselle mencoba mengimbangi langkah kaki Gara yang besar, tapi ia tidak bisa melakukannya dan saat ini ia malah tersandung batu di depan lobby. Giselle mengaduh kesakitan membuat Gara yang ada di depannya berhenti. Ia melihat ke belakang dan ia pun menutup matanya karena ia greget sekali dengan kecerobohan yang selalu dilakukan oleh Giselle. Gara pun kembali. "Lo kapan sih ga cerobohnya?" tanya Gara sembari ia membantu Giselle berdiri. Gara saat ini juga mengusap tangan Giselle yang kotor karena tanah. "Aku ga cerobohnya kalo ada disamping kamu dan itu karena kamu selalu jagain aku Gara." ujar Giselle kepada Gara tersebut pada saat ini. "Ga usah banyak bicara, lebih baik pulang sekarang." ujar Gara tersebut. Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil Gara dan saat ini mereka sudah meninggalkan SMA 25. Giselle masih tampak awkward berada disini. Mereka bahkan terdiam cukup lama di mobil itu hingga akhirnya Gara berbicara. Ia membicarakan hal-hal mengenai permainan yang mengharuskan mereka untuk berpacaran itu. Entah lah rasanya sangat aneh sekali saat ini. "To the point aja gua ga nyaman dengan permainan ini. So mungkin lebih baik kita ngelakuin apa yang disuruh aja dan ngelakuin semuanya secara wajar. Gua ga mau nambah-nambah penyakit. Jadi gua mau Lo sama gua biasa aja. Kita kayak akting aja." ujar Gara kepada Giselle tersebut saat ini. "Gar, kamu beneran ga ada rasa bahagia dengan adanya permainan ini? Kamu ga kangen sama aku Gar? Kamu ga mau balikan sama aku? Aku kangen sama kamu Gar. Aku seneng banget kepilih di permainan ini dan aku mau balikan sama kamu Gar. Kenapa kamu berubah sih Gar? Sebenarnya apa alasan kamu mutusin aku? Kenapa mendadak banget waktu itu? Bahkan sampe sekarang aku masih mikirin sebenarnya aku salah apa sama kamu. Aku sama sekali ga nemuin benang merahnya." ujar Giselle kepada Gara. "Kalo Lo belum tahu, mungkin emang belum waktunya Lo tahu Giselle. So maybe you must waiting again and waiting more." ujar Gara kepada Giselle. Aku udah nunggu selama ini dan ga tau jawabannya, tapi kamu masih belum juga mau ngasih tau aku Gar. Batin Giselle dengan sedih saat ini. "Udah sampe Selle, besok gua jemput. Inget Selle, this is only acting. Don't bring your heart for this game." ujar Gara dan Giselle tidak menjawab nya, ia pun keluar dari mobil Gara. Giselle melihat kepergian Gara saat ini. "Tanpa game ini pun hati aku masih ada di kamu Gar, jadi gimana aku bisa ga bawa hati di permainan ini. Aku punya harapan disini, dan harapan ku sangat besar sekali disini." ujar Giselle kepada entah lah angin mungkin. Giselle masuk ke dalam dan ia pun langsung masuk ke dalam rumah. Sementara itu saat ini Gara sedang memikirkan apakah yang ia katakan tadi sangat menyakiti Giselle atau tidak. Semoga ini tidak menyakiti Giselle karena ia tidak mau Giselle terlalu tersakiti nantinya. Ia juga sebenarnya tak mau begini tapi ya mau bagaimana lagi ia harus melakukan hal seperti saat ini. "Arghh kenapa semuanya harus kayak gini sih. Kenapa harus ada permainan macam itu disini." ujar Gara yang saat ini sangat kesal karena ia pikir dengan doa masuk ke SMA 25, tidak akan ada permainan seperti itu. Namun ternyata ia salah karena SMA 25 pun juga mengadakan permainan itu. Gara saat ini pulang ke rumahnya, ia melihat disana ada Alana yang merupakan adik sepupu nya. Gara pun langsung mendekati Alana saat ini. "Alana, why? Any problem?" tanya Gara kepada Alana tersebut saat ini. "Nope Bang, Alana cuman kangen sama Abang hehehe. Abang gimana harinya di SMA 25? Keren ga disana? Pasti seneng banget ya Abang disana kan ga ada permainan itu. Apa itu namanya permainan yang Abang hindarin. Makanya Abang ga jadi sekolah di SMA 45." ujar Alana yang malah mengingat kan Gara bahwa saat ini Gara sedang berada dalam permainan bodoh itu. "Seven Days For Love Alana, dan Abang jadi target juga disana. Ternyata di SMA 25 juga ada permainan ini dan kita semua ga ada yang tahu. Yang tahu cuman kakak kelas, buat siswa baru sama sekali ga tahu bahkan ga ada bocoran sama sekali. Pusing Abang." ujar Gara kepada Alana tersebut dan Alana saat ini benar-benar terkejut karena ternyata abangnya menjadi target permainan itu. Ia sebenarnya penasaran dengan siapa Gara melakukan hal itu tapi ia saat ini di panggil oleh Mama Gara untuk makan siang. Ia pun pergi kesana sementara Gara saat ini berganti baju di dalam kamar nya itu. Giselle sudah siap dengan rapi, siang ini ia akan pergi bersama dengan Salsa dan Hanna. Mereka akan pergi makan siang di Caffe dekat SMA 45. Mereka makan disana karena Salsa menyukai salah satu anak SMA 45 jadi mereka sekarang sudah ada disana. Mereka berada dalam Caffe Angkasa. "Sal, biasa aja ya kalo doi masuk ke Caffe. Jangan malu-malu in Lo ya. Nanti kalo Lo gitu keliatan banget dah sumpah." ujar Hanna kepada Salsa. "Ihh apa sih Hann, ga mungkin lah dia kesini. Gila aja deh Lo, ga, pokoknya dia ga mungkin kesini." ujar Salsa kepada Hanna tersebut saat ini. "Mungkin aja kok Sal. Gua bakalan buat kemungkinan itu jadi nyata. Wait for a minutes. Miracle come to you." ujar Giselle kepada Salsa. Saat ini tidak hanya Salsa saja yang kaget dan memikirkan hal-hal lainnya tapi juga Hanna. "Lah Lo mau ngapain deh Selle, jangan macem-macem ya Lo Selle. Jangan malu-malu in ya." ujar Salsa yang kini diangguki oleh Hanna tersebut. "Randy!" teriak Giselle sembari melihat ke arah cowok yang datang bersama dengan cowok yang disukai oleh Salsa dan beberapa cowok lainnya. "Woi Giselle!" teriak Randy dan saat ini mereka sedang menuju ke meja Giselle, Hanna dan Salsa membuat Hanna dan Salsa tampak sangat terkejut dengan ini semua. Jelas mereka tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi. Rasa nya benar-benar tidak tahu lah tidak bisa di deskripsikan juga saat ini. "Weh Lo kemana aja woy ga pernah keliatan lagi? Pindah tempat Lo mainnya?" tanya Randy yang merupakan teman Giselle bermain golf itu. "Hahaha gua lagi libur ini. Lagi capek, sini gabung sini sama gua." ujar Giselle mengajak Randy dan otomatis Saka dan teman-teman nya punya juga ikut gabung disnaa. Salsa yang berada di dekat Giselle langsung meremas kuat tangan Giselle karena saat ini ia sedang deg-degan parah sekali. Mereka saat ini sedang saling berkenalan, dan saat ini pula akhirnya Salsa punya kesempatan untuk berkenalan dengan Saka. Mereka makan bersama disana, mereka menceritakan hal-hal yang sedang booming saat ini. "Eh iya Rend, kapan-kapan Ngaffe bareng lagi kuy? Pas malem tapi soalnya suasanya beda kalo pas malem. Ya ga guys?" tanya Giselle dan mereka semua langsung setuju akan ide dari Giselle tersebut sekarang. "Boleh tuh, kalo perlu di bikin jadwal deh hahaha" Ujar Randy membuat mereka semua tertawa kecuali Salsa yang saat ini benar-benar deg-degan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD