Aisya pov Seperti pagi-pagi sebelumnya setiap selepas sholat subuh aku sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk Mas Ardan dan tentu saja aku juga, Mas Ardan pun tak pernah tinggal diam ia selalu membantuku di dapur ataupun membersihkan rumah. Sejak aku mengetahui bang Faris dan Mas Ardan orang yang sama, aku telah menghapus jarak antara kita selama ini, bukannya aku tak mau menunaikan kewajibanku di atas ranjang tapi aku tak mau bercinta dengan orang yang belum aku cintai, sekarang semua berbeda Mas Ardan selalu menginginkanku setiap malam bahkan setiap ada kesempatan. Dengan senang hati aku akan melayaninya. "Kenapa senyum-senyum sendiri?" tiba-tiba sepasang tangan koko melingkar di perutku lalu mengecup puncak kepalaku menurun ke pipi dan berakhir kecupan panjang dileherku, aku mereman