Jieya ketakutan saat tubuhnya dihimpit antara dinding yang dingin menyentuh punggungnya dan di hadapannya tubuh Loey menjulang, dengan sorot mata tajam menatapnya. "Ak...aku...tidak...." cicit Jieya berusaha melepaskan diri dari Loey, wajah Jieya memucat dan jantungnya berdegup kencang karena takut. Jieya tidak tahu apa yang akan Loey lakukan dalam kemarahannya. "Kau benar-benar menguji kesabaranku Jieya," ucap Loey dengan suara rendah, pria itu tampak bekerja keras menahan kemarahan. "It...u karena...kau memaksaku...kau menyekapku dan bahkan melarangku menangis, kau gila!" Jieya yang sudah ketakutan justru sekarang mulai kembali berteriak pada Loey. "Aku hanya ingin pulang b******k!" Jieya bahkan memaki Loey. Wajah Loey mulai memerah, kemarahannya bertambah saat mendengar ucapan