Sesaat setelah berteriak, tubuh Jieya terasa ditarik dan mulutnya dibekap oleh telapak tangan. Keadaan ini membuat jantung Jieya berdegup kencang. Otak Jieya mulai berpikir, dan bertanya-tanya, apakah kelompok penyusup menyerang rumah ini lagi? Jika benar terjadi, hal ini bahkan lebih buruk dari hantu. Tubuh Jieya bergetar dan keringat membasahi pelipisnya, ia merasa sangat ketakutan, membayangkan ia akan ditembak, lalu mati, atau bisa saja ia diculik di mana ia akan disiksa atau dijual seperti yang terjadi di Lotus. Segala hal buruk merangsek di pikiran Jieya. "Ssstttt!! Semua orang bisa datang kemari kalau kau berteriak seperti ini," bisik seseorang yang menahan tubuh Jieya dan membekap mulut Jieya. "Lo-Loey?" tanya Jieya gemetar, memastikan apakah suara yang didengarnya adalah suara