OTAK KOTOR

1018 Words
Reana di buat tidak berkutik dengan ancaman Kelandru pagi ini, gadis itu tidak melakukan perlawan namun jangan fikir dia akan menurut begitu saja. Justru Rea malah menjadi sangat dendam dan bersumpah akan membuat pria ini menyesal membuat hal seperti ini dan akan membuat laki-laki itu segera menceraikan dia. Pagi-pagi sekali Rea dan Kelan sudah tiba di Mily island sebuah pulau pribadi yang katanya milik teman dari Kak Miranda itu menggunakan speed boat yang di siapkan pemilik pulau itu. Sebuah bagan dengan lantai kayu menjadi tempat yang mereka injak saat tiba, lalu tampak beberapa orang datang menyambut keduanya. "Kelandru, anak laki-laki bungsu Hilantadiga, welcome to my privat island." Seorang lelaki bertubuh bak binaragawan menyambut keduanya. "Hallo om, Terimakasih." Mereka pun saling beramah tamah lalu kemudian Rea bergantian menyalimi si pria itu yang sepertinya adalah owner tempat ini, sembari menikmati welcome drink dan menyambut bunga-bunga yang diberikan. "Semoga menikmati bulan madu kalian disini, saya Petrus pemilik tempat ini kebetulan sekali saat saya ada disini saat kalian datang, saya dan Miranda adalah teman sewaktu di Toronto." "Oh ya. Wow tattoo mu menarik." Puji Kelandru berbasa-basi saat mereka mulai berjalan menuju ke penginapan di atas-atas air itu. "Ya i love tatoo." Pamerkan lelaki bertubuh tegap itu tattoo-tattoonya yang nyaris hampir diseluruh tubuh. "Ya tattoo adalah karya seni yang indah." kata Kelandru berbasa-basi. "Benar sekali aku sudah mentatoo tubuhku sejak remaja, kau mempunyai tattoo?" "Hemm tentu aku juga punya satu." kata Kelandtu "Oh ya, dimana? Aku rasa anak-anak dari Hilantadiga sangat menjujung hal-hal yang bernilai moral tinggi dan kurang tertarik dengan tatoo yang selalu di cap kurang baik." "Tidak juga, tattoo-ku ada di punggungku." Rea sedari tadi diam namun mendengar semua pembicaraan kedua pria itu, seketika mencibir dan menjulurkan lidah ingin muntah mendengar ucapan bohong Kelan tentang tattoo dipunggunya. Sebuah Ingatannya membawa Rea pada kejadian tadi pagi melihat punggung lelaki itu yang bertelanjàng bulat, dan seingat Rea tidak ada coretan apapun disana nyaris mulus dari atas hingga kebawah. Reana jadi mengutuk dirinya sendiri kembali mengingat adegan telajang sialan Kelandru. "Wow di punggung its very cool." Puji lelaki itu tidak percaya, "Baiklah saya room service mengantarkan kalian, enjoy guys." "Thanks Petrus." Rea menoleh ke arah lain sambil mulai melihat-lihat tempat yang kian kedalam semakin tampak indah itu. "Dasar pembohong, punggungmu yang mana yang kau tattoo!" Gerutu Rea pelan sekali. Namun Kelan mendengar itu lalu mendekat dan berbisik,"Jangan sok tahu atau kau jangan-jangan terus membayangkan punggungku? Ternyata kau munafik pura-pura shock padahal tersimpan dalam isi kepalamu keindahan punggungku yang mulus seperti bayi itu." Kelan tertawa pelan sangat puas mengejeknya. Demi Tuhan Rea bergidik geli dan merasa sangat malu,"Kapan aku bilang aku melihatnya, kau sok tahu!" "Jujur saja, kau adalah si otak mèsum yang sebenarnya, awas saja jika kau berfantasi tentangku." Bruak Uppss Rea menjatuhkan sebuah tas kecil yang berisi barang-barang penting Kelandru, kamera, ponsel, tablet dompet dan kartu-kartunya yang sedari tadi Reana bawa atas perintah laki-laki itu. "REAA! Kau sakit jiwa barang-barangku! Kau bisa merusaknya!" Rea berjalan dengan santai melangkahi benda-benda yang berserakan itu, "Aku bukan asistenmu bawa sendiri. Seperti katamu aku akan berfantasi, ah iyaaa... tapi bukan memfantasikan punggungmu atau bokóng , kau kurang seksi, tapi lihatlah punggung ehem si owner itu, Ohh the hot man...tunggu aku pak!" Desah Rea berakting seperti perempuan nakal segera melambai mengikuti sang owner resort yang sudah berjalan pergi meninggalkan mereka. "Gadis kurang gizi, psokopat, sialan! Apa katanya aku kurang seksi, kau tidak tahu begitu banyak wanita yang menggilaiku. Tanpa perlu aku susah payah meminta mereka sendiri yang menyerahkan dirinya." "Terserah, aku ingin beritirahat menikmati liburan gratisku, selamat berbulan madu Kelandru tunggu saja Sania mu yang, bye...! Wow ada banyak pria tampan dan hot di tempat ini, uhuy i like it...uhuy...." Gadis dengan mini dress putih bermotif bunga-bunga itu berputar disana ia mencoba menikmati penderitaan ini sambil menikmati prosesnya yang belum tahu bagaimana cara dia mencari jalan keluar dari semuanya, Ya. harus menikmati meski ini adalah neraka sebenarnya. Rea semakin membuat-buat tingkahnya agar Kelan semakin kesal dan ilfeel, ia terus berputar-putar menatapi hamparan laut yang indah dengan susunan-penginapan diatas air berbilik-bilik klasik terbuat dari kayu dan bahan alam lain diluarnya namun begitu modern di dalamnya. Reana juga menyapa pria-priq bule tampak sedang melakukan diving dan melompat-lompat ke air yang dia lewati itu. "Sialan, mau membuat telak Sania kenapa aku yang di buat telak lebih dulu oleh wanita satu ini, ehemm kau suka bermain-main denganku ternyata. Ayo kita sama-sama berfantasi dan Sania jadi penontonnya sayang." Kelandru malah menjadi tertantang dengan sikap Reana yang seakan tidak ada takutnya dan bukan gadis lemah saat tertindas. Rea langsung menuju kamar mengikuti seorang laki-laki yang juga menyambut mereka tadi, ia tampak membawa coktail sembari mensesapinya sesekali dijalanan berpermukaan kayu itu. Kelandru mulai dengan keusilannya dia menyusul Reana dan mendekat lalu menempelkan tubuhnya memeluk Rea, "Jangan berfantasi dengan orang lain, kau memiliki suami yang sah, ayo kita berfantasi bersama-sama di ranjang pengantin kita." "Kelandru kau sakit jiwa!" Rea merasa jijik ia segera mendorong Kelan dan tingkahnya membuat laki-laki itu semakin tertawa puas disana. "Ayo sayang..." Keland mengeluarkan batang tembakaunya dari sebuah kotak sambil tertawa menggoda Reana yang sebenarnya tidak seberani itu, "Kenapa kau takut?" "Berani menyentuhku aku tidak segan membubuhmu. Ini bukan pernikahan sungguhan. A-aku punya kekasih Kelan, kau jangan macam-macam." "Hahaha kau terlalu percaya diri tapi kulihat-lihat kau lumayan menarik, sepertinya bisa di uji coba." Kelandru berhenti di tiang-tiang pembatas disana mulai mengudarakan asap tembakaunya. Sialan dia menjebakku. "Kau fikir aku alat peraga! Oh tentu aku menarik, aku cantik. Jangan sampai kau tertarik denganku ooh tapi pasti kau akan tertarik. Kau tahu memiliki 3 lelaki saat ini. Jangan sampai kau menjadi yang ke-4 aku terlalu lelah bergantian." "Memacari 3 laki-laki?" "Hemm iya, kenapa? Aku menyukai ke tiga-tiganya." Kelandru tertawa setahu dia Rea tidak berpacaran dan dia hanya menyukai Sagara sepupu Kelandru namun tidak pernah di ditanggapi oleh Sagara. "Apa yang dilakukan orang memacari 3 orang sekaligus. Kau pengarang yang tidak handal. Tidak ada yang mau dengan wanita berbahaya sepertimu." "Kau yang paling berbahaya di dunia ini mengalahkan Piranha, cobra atau neneknya Tarantula! Terserah jika tidak percaya." Rea segera masuk kedalam kamar milik mereka dia sudah kehabisan kata. .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD