"Pria, 45 tahun, kecelakaan lalu lintas. Luka di kepala dan dad4, kemungkinan pneumotoraks, Dok," lapor salah satu paramedis yang membawa korban luka dari lokasi kejadian. Ia mendorong brankar. Paramedis lainnya memegangi infus yang mengalirkan cairan ringer laktat ke dalam tubuh pasien.
Baru dua jam gue bekerja, beberapa pasien datang serentak. Ruangan dipenuhi suara langkah yang bergegas, bunyi monitor detak jantung, dan komunikasi tim di tengah situasi yang teramat sibuk.
Salah satunya adalah pasien kecelakaan tersebut.
Gue memeriksa tanda vitalnya, sementara Inka dan Doddy – dua perawat yang mendampingi gue – sibuk menyambungkan kabel-kabel ke tubuh pasien.
“Walinya sudah dihubungi?” tanya gue sembari memeriksa pupil pasien yang merespons lambat terhadap cahaya.
“Sudah, Dok,” jawa
