049:RAIN-CEMBURU

1871 Words

Sekitar tiga tahun yang lalu. Jujur ya, gue tuh paling ngga mau ke pantainya jekardah yang satu ini. Ada beberapa spot yang aromanya bikin gue pusing. Ditambah airnya yang butek. Plus gue bisa ganas ngegaruk kalau sampai itu air nyentuh kulit. Herannya, di pantai ini aja gue begitu. Apa sudah tercemar banget ya? Terus … gue ke sini ngapain? Ya ngapain lagi kalau bukan kencan sama Zia. Teman tapi sayang. Anggapan gue aja sih karena sejak gue meluncurkan pertanyaan abstrak di Gunung Papandayan, sampai sekarang Zia belum memberi jawabannya. Meski begitu, rasanya hubungan kami semakin dekat, antara gebetan dan jadian. Apa tuh namanya? Kok ngga gue tembak? Gue juga ngga paham sih. Ada beberapa kali gue bilang gini ke Zia, “Zi, ada yang mau aku omongin.” Dan setiap kali gue bicara seperti

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD