034:ZIA-GIFTEDNESS

1808 Words

Suamiku berbaring miring di atas lantai. Tatapannya kosong, kedua sudut bibitnya tertarik ke bawah, sementara matanya masih berkaca-kaca atas sisa tangis sebelumnya. Sudah setengah jam ia seperti itu. Dan aku hanya bisa bolak-balik menghempaskan napas, bersedekap, bertolak pinggang, atau menggeleng. Rain ngambek! Habis sedih, meminta maaf, membiarkanku selesai menangis … ia pun merajuk. “Bee? Mau sampai kapan tiduran di lantai begitu? Ayo ih pindah ke kamar!” Ia mengangkat tubuh, duduk seraya menatapku. Satu. Dua. Tiga. Kembali ke posisi sebelumnya. Oh iya, Papa yang memberitahuku jika Rain sempat datang. Menanyakan medical record-ku, meminta maaf pada beliau berdua, lantas menangis tersedu-sedu saat membaca riwayat kesehatanku di masa lalu. Lucunya, Papa ngasih tau sambil ter

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD