Reva menghubungi Albara begitu ia masuk ke dalam kamar. Reva tidak lagi bisa keluar dengan bebas karena pintu kamarnya terkunci dari luar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Rezkan dan Raka. Mereka takut kalau Reva akan berniat kabur, maka lebih baik di kunci. Albara langsung saja mengangkat telephonennya begitu nama Reva memenuhi layar telephonennya. “Hallo Mas, kamu keluar pagar sekarang. Lihat aku dari jendela aku mau lihat kamu Mas.” Rengek Reva membuat Albara langsung saja berjalan keluar dan melihat Reva yang sudah melambaikan tangannya dari jendela kamarnya sambil memegang handphonenya di telinga. “Hei, kamu kenapa nangis Baby? Jangan nangis dong.” Bujuk Albara. “Gimana aku nggak nangis Mas kalau hubungan kita terus aja ga direstui kayak gini. Padahal aku udah usahain semuanya, bah