Yang tak berkesan baik di awal, akan menjadi kenangan indah di akhir. Biasanya.
- FMDE
05 Juli 2014
"Oy anjir! Pakek kesiangan!" pekik Ara, ketika melihat jam dinding butut yang tergantung di kamarnya - lebih tepatnya gubuknya. Matematika! Iya matematika! Kalian pasti paham. Ara mengerjakannya sampai tidak tidur semalaman, padahal kemarin adalah hari pertama masuk sekolah.
'Benar-benar sekolah yang ga masuk akal,' batin Ara yang langsung bergegas mandi soang.
"Kinan, makanan semalam masih ada. Kinan bisa manasin sendiri kan? Nuna terlambat ke sekolah."
"Tenang aja Nuna, Kinan bisa kok. Kan Kinan bukan anak manja," jawab adik perempuan Ara yang berumur 11 tahun.
"Oke! Nuna berangkat dulu. Jaga diri baik-baik. Kalo ada apa-apa telepon ke nomor Kak Olif ya," ujar Ara, lalu mencium kening Kinan sambil mengikat sepatu.
Setelah selesai, ia langsung berlari karena jarak yang tidak terlalu jauh antara rumah dan sekolahnya yang bisa ditempuh dengan lima menit berjalan. Setidaknya dengan berlari ia bisa menghemat dua menit.
...
Belum sempat Ara mendaratkan pantatnya ke kursi, tangan Ara ditarik seorang laki-laki dengan keras sampai kedepan kelas.
"Oh, jadi nama elo Ara. Masih ga kenal gue?" tanya Elang menajamkan matanya.
"Apa-apaan sih setan?! Gue mau bikin tuga!," bentak Ara.
"Apa tadi? Setan? Mau mampus lo?!" ancam Elang semakin memperlihatkan kilatan marahnya seraya mempererat cengkraman dibahu Ara.
"Gue masih baik kali ini kalo lolepasin gue. Kalo nggak--" Ara menahan kalimatnya.
"Kalo nggak apa hah?" Elang menantang dengan nada dinginnya menatap mata Ara - mencemooh.
Buakhh...
Sebuah tendangan lutut telak menghantam 'masa depan' Elang, membuat cowok itu T E R N Y A H O K dan meringis hingga sampai termundur kebelakang. Setelah itu, Ara pun langsung melangkah masuk ke kelasnya lagi meninggalkan Elang.
Edgar yang lebih memilih tidak ikut campur dan hanya menyaksikan drama mereka tertawa terpingkal-pingkal, melihat harga diri Elang terluka di depan orang banyak. Tentu saja, segala sesuatu tentang 'most wanted' sekolah ini adalah hal yang tak boleh tertinggal.
"Hey kalian! Kenapa masih kumpul disini?! Nggak dengar bel masuk apa?!" tiba-tiba suara Pak Imron, wakil kesiswaan SMA Nusantara yang terkenal paling gahar seantero komplek persekolahan menggelegar layaknya petir di siang bolong.
"Astaga dragon! Pak Imron Lang! Lu bisa lari kan?" Edgar berseru panik.
"t*i lo Gar! Ya kaga gila!" Elang berseru sambil menahan rasa nyeri yang teramat sanat diselangkangannya. Tentunya berdenyut-denyut gitu. Kalian taulah.
"Terpaksa gue gendong juga ni anak." Tanpa ba-bi-bu, Edgar langsung menggendong Elang di bahunya sambil berlari. Seluruh siswa yang berada didalam kelas sepanjang koridor D tentu sedari tadi masih menjulurkan kepalanya melihat most wanted sekolah ternyata 'kalah telak' oleh seorang perempuan.
Demi sempak Fir'aun yang basah, kekerenan dan ke-cool-kas'an Elang hancur sudah.
...
"Woy Edgar! Turunin gua anjir!" seru Elang karena Edgar masih dengan semangat empat lima menggendongnya. Padahal mereka sudah sampai di koridor A.
Nyengir kuda, Edgar lalu langsung menurunkan Elang. "Demi ayam goreng yang lagi kesangkut di tenggorokan Kak Ros! Gawat Lang! Sekarang pelajaran Bu Neni. Gue lupa bongkar soal Bahasa Indonesia yang kemaren!"
"Mampus lu, gue udah pinter," jawab Elang dengan muka songong yang minta ditabok. Padahal tuh 'masa depan' belum tau kabarnya gimana.
Saat tiba di depan pintu, ternyata Bu Neni sudah terlanjur masuk kedalam kelas.
"Mampus! Gar, lu tau kan iklan mentos kan? Inget kaga?" tanya Elang.
Edgar tampak berfikir sebentar. "Oh oke! Gue inget, yang jalannya mundur kaya gini kan?" jawab Edgar sembari mempraktikkan masuk kedalam kelas, meninggalkan Elang yang termangap di depan pintu melihat kebodohan dan ketololan seorang Edgar.
Bu Neni yang sedang menulis di papan tulis lantas menoleh kearah mereka berdua dengan muka yang sudah siap untuk meletus.
"Ohh! Jadi disini kalian berdua. Lupa kalo Ibu ngadain kuis?" seru Bu Neni sambil menarik telinga mereka berdua.
"Aduh duh Buu sakit," pekik Elang dan Edgar bersamaan saat dijewer.
"Sebagai hukuman, bawa kursi kalian keluar, taruh di kepala, angkat kaki satu, dan ga boleh ikut kuis buat tambahan nilai!" Bu Neni membentak dengan satu tarikan nafas.
Akhirnya terpaksa, dua sekawan itu melakukan tugasnya ditambah dengan hadiah tertawaan dari teman sekelasnya.
"Bisa ga sih Gar ketololan elo tuh di keramas dikit, biar ga bikin bencana!" ujar Elang kesal saat mereka sudah terkena hukuman.
"Elah Lang gitu aja marah. Sebagai gantinya, gue temenin dah elo nonton pilem Korea. Terserah deh berapa episode. Baik kan gue?" Edgar menaik-turunkan alisnya.
"Bisa dikecilin ga lo kalo ngomong?" Elang tambah kesal, menurunkan satu tangannya hendak memukul kepala Edgar yang langsung menghindar. Setelahnya Edgar hanya cengengesan.
Ting..
Tiba-tiba ada pesan masuk di grup line basket.
'Ni anak-anak pasti ngomongin gue. t*i dasar!
Rendi : Woy Elang, apa kabar tuh masa depan lo? Wkwkwk land..
Elang : t*i lo! Gue suruh jadi kuda Awkarin baru tau rasa lo!
Dera : Enakan jadi kuda Awkarin, daripada lo, pisangnya udah kebelah dua. Bhuahaha..
Edgar : Tenang, tadi udah gue periksa. Masih utuh sodara-sodara. Belum terkelupas. Hahaha..
Edgar: Sent a picture (gambar pisang busuk)
Edgar: Tapi udah kaya gitu noh.. Buakakakak..
Ivan: Anying vangsat hahahah
Elkan: Jadi pengen pisang hmmm..
Dera: Makan noh punya Elang! Bhahaha..
Elang menatap kesal setengah mati kearah Edgar di sebelahnya. Edgar hanya cekikian dan terus mengutak-atik handphone-nya, tak peduli dengan kekesalan Elang.
Elang : BAB1 lo Gar. Eh, motor lu keren juga ya. Modifikasi ilegalnya bagus tuh. Enak kalo dilaporin Pak Pol :P
Edgar : Najis lo Lang. Gue bongkar juga rahasia lu kalo suka ama pilem Korea. Astaga dragon ball yang sedang mencari kitab suci. Gue keceplosan Lang! :P
Ivan : NAJIS MUGHALADZOH LU LANG. SUKA PILEM KOREA ANJIR. b*****t DAH!
Rendi : GILA GILA GILAA.. BERITA ANGET t*i!! Wajib masuk mading sekolah ini...
Dera : Judulnya "ELANG SI COWOK COOL SMA NUSANTARA TERNYATA SUKA FILM KOREA. WKWKWKWK
Elkan: Jadi pengen,,
Dera: Apaan sih lo Kan? Ambigu banget!
Karena kesal dengan kenyiyiran Edgar, Elang refleks menendang kaki Edgar yang hanya sebelah sampai Edgar tersungkur ke lantai, dan menimbulkan bunyi berdebam sangat keras. Bu Neni yang lagi mengajar terkejut, dan langsung keluar.
"Kalian berdua! Menghadap Pak Imron di ruang wakasek sekarang!" sentak Bu Neni seperti mau memuntahkan isi perutnya.
...
Sementara itu dikelas Ara yang sedang tidak ada guru para fangirl Elang berkumpul di meja Ara.
"Apa-apaan lo hah? Gituin Elang. Kurang ajar banget. Baru masuk juga udah belagu!" sentak Aina kasar sambil memukul meja.
Ara hanya memilih diam tak bersuara, tak acuh lebih tepatnya.
"Pake diem lagi lo. Oke, kita-kita ga bakal ganggu elo, tapi Kak Renatta pasti bakal bikin lo mampus!" ujar fangirl Elang yang lain.
Sekali lagi, Ara tak mengacuhkannya dan lebih memilih mengerjakan tugas yang belum diselesaikannya. Menurut Ara, hidupnya terlalu sibuk untuk mengurusi hal tak penting seperti itu.
"Woyy,, temen-temen ada Kak Elang ama Kak Edgar mbersihin koridor," teriak Rania. Sontak seluruh fangirl Elang membubarkan diri dari meja Ara dan langsung menuju pintu dan jendela untuk melihat Elang.
...
"Oh, kalian berdua ini yang tadi gendong-gendongan dan bikin kerusuhan di koridor D kan? Oke sebagai hukumannya, bersihin lantai sepanjang koridor D. Nanti akan saya cek," perintah Pak Imron.
Dan akhirnya disinilah Edgar dan Elang, di koridor D yang notabene adalah penggila Elang. Dan gawatnya, tiga kelas di koridor ini tidak ada guru.
'Kak Elang mau di bantu? Kak Elang mau minum? Aku ada Accuah kak. Kak Elang kenapa? Kak Elang capek?'
Elang benar-benar benci situasi ini.
Tiba-tiba ada seorang perempuan yang tak lain adalah Ara berlarian melewati Edgar dan Elang, sehingga lantai yang mereka pel menjadi kotor lagi. Entah sepatu apa yang dipakai Ara sampai telapaknya tanah semua, membuat Elang dan Edgar langsung hendak meluapkan kemarahannya.
"Woy! Elo gatau kalo kita lagi ngepel apa!" teriak Elang.
Sekilas, Elang bisa melihat wajah cewek itu, yang terlihat panik.
...