44. Hampir Terulang

1225 Words

"Apa kamu yakin, Dira?" Dhafi duduk di ranjang samping istrinya. Setelah Winda pamit, Indira langsung masuk ke dalam kamar dan menangis. Indira segera menghapus air matanya, lalu dia mengangguk. "Iya Mas, aku yakin meskipun mungkin aku akan mendapatkan malu, tapi bukankah sidang perceraian itu tertutup? Lagi pula siapa aku, tidak akan ada media yang tahu, hanya orang-orang yang ada di ruangan sidang itu." "Mas, aku hanya ingin segera menyelesaikan masalah Mas Latif ini, lagi pula nanti aku menjadi saksi, aku bisa mengatakan apa yang terjadi." Indira menghela napasnya. "Seperti kata Mbak Winda, anggap ini sebagai bentuk permintaan maafku." Dhafi menarik napasnya dalam, lalu dia mengusap bahu sang istri. "Ya sudah kalau itu sudah jadi keputusanmu, terserah kamu saja. Ingat, apapun pili

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD