Syarat Demi Kebebasan

1487 Words
Apa yang dibayangkan oleh Naufal sejak ia marah-marah pada ketiga temannya, akhirnya menjadi kenyataan. Tidak membutuhkan waktu sehari dua hari, paska videonya dengan seorang gadis tersebar di banyak akun media gosip tanah air, kediaman atau mess di mana Naufal tinggal mulai didatangi banyak wartawan di waktu siang itu. Daniel yang masih berada di mess dengan Heri, terlihat kaget saat hendak melangkahkan kaki keluar bangunan untuk pulang. “Gila! Udah banyak aja wartawan di luar. Gimana kita mau keluar?” tanya Daniel sembari menatap Heri di sebelahnya. Sang kawan hanya mengangkat kedua bahunya. Lantas, terlihat berpikir bagaimana caranya ia dan Daniel keluar tanpa harus berhadapan dengan para kuli tinta itu yang pastinya akan meminta klarifikasi atas video Naufal. Secara para reporter atau wartawan itu pasti ada yang tahu kalau ia dan Heri adalah teman dari sosok orang yang sedang mereka cari. “Punya ide?” tanya Daniel sebab melihat Heri yang masih diam. “Bilang no comment aja kalo ditanya? Terus lanjut kabur. Motor kamu tinggalin aja di sini sementara. Aku antar kamu balik ke mess.” Kemudian Daniel pun melirik pada Naufal yang terlihat dari arah anak tangga. Sang tokoh utama sepertinya syok atas peristiwa yang bertubi-tubi menghampirinya. Belum jelas siapa yang menyebarkan video ke luar sana, sekarang ia harus dihadapkan pada para wartawan yang ingin meminta klarifikasi atas video tersebut. Tak lama kemudian Naufal pun naik ke lantai dua bangunan mess. Sedangkan Heri dan Daniel memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut sesuai ide dari Heri, yaitu meninggalkan motor Daniel sementara demi menghindari kerubungan para wartawan di luar sana. Namun, lagi-lagi langkah keduanya terhenti ketika ada seorang bapak dengan beberapa laki-laki lainnya memaksa masuk dengan menjebol barisan petugas keamanan mess yang berjaga di pintu gerbang. “Di mana laki-laki b******k itu? Apakah kamu?” tanya bapak tadi sembari menunjuk ke arah Daniel. Yang ditunjuk jelas kaget. Ia yang tidak kenal bapak itu hanya menggeleng seraya melangkah mundur. Sekarang ruangan basement di mana Daniel dan Heri berada sudah dipenuhi oleh bapak yang datang dengan beberapa kawannya. Petugas yang berjaga di gerbang pun tak bisa mengusir sebab kalah jumlah juga temperamen mereka yang terlihat emosi. “Bapak-bapak ini siapa? Ada keperluan apa Bapak semua datang ke sini?” tanya Daniel memaksa bicara. Padahal kenyataannya kondisi jantungnya saat ini terguncang hebat atas kehadiran laki-laki yang tiba-tiba masuk tanpa memperkenalkan diri, yang langsung menunjuknya seolah ia adalah orang yang dicari. “Mana laki-laki b******k yang sudah menghancurkan anak gadis saya?” tanyanya penuh kemarahan. Daniel melirik ke arah Heri. Mereka tak mengerti siapa yang bapak itu maksud. Sekarang, lantai bawah mess itu sudah mulai dipenuhi oleh orang-orang. Dari para pembalap satu tim, teknisi, dan beberapa pekerja yang tinggal di mess tersebut, seperti penasaran ketika mendengar kegaduhan yang terjadi, yang terdengar sampai kamar mereka di lantai atas. Heri yang berdiri di sebelah Daniel, mencoba menenangkan sang bapak dengan bertanya pelan. “Maaf kalau saya boleh tahu, lelaki siapa yang Bapak cari? Siapa namanya?” Bapak itu yang sebelumnya menatap Daniel dengan pandangan penuh kemarahan, berpaling menatap Heri kemudian. “Kamu kenal Naufal? Naufal Aeroon Caesar, pembalap MotoGp yang katanya tinggal di sini.” Seketika Heri dan Daniel menelan saliva bersamaan. Seorang bapak yang mencari Naufal karena dituduh sudah menghancurkan anak gadisnya, bisa dipastikan itu semua ada hubungannya dengan berita yang sedang heboh sekarang. Keduanya jelas kaget dan dilanda panik tiba-tiba. Sebab mau bagaimana pun, Daniel dan Heri juga terlibat dalam aksi tidak terpuji yang melibatkan seorang perempuan. Yang kemungkinan besarnya, bapak di depan mereka saat ini adalah ayah dari si perempuan yang sudah mereka culik beberapa waktu lalu. Di tengah suasana yang tampak mencekam dan penuh ketegangan, Heri yang belum sempat menjawab pertanyaan si bapak —yang benar feeling-nya jika itu adalah ayah Della, sosok tokoh utama yang dicari itu muncul. “Ada apa ini? Apakah keributan di luar sampai juga ke sini?” tanya Naufal penuh keangkuhan. Ia yang sudah turun dari lantai atas dan kini berjalan mendekati Heri dan Daniel, seolah pasrah dan siap menemui para wartawan yang mencarinya. Sedangkan ayah Della terlihat bersiap memasang muka garang sebab sosok Naufal yang terlihat begitu sombong. “Apakah kamu Naufal?” tanya ayah Della tanpa basa basi. “Iya, saya Naufal. Apakah Bapak termasuk para wartawan di luar sana yang ingin meminta klarifikasi dari saya atas berita yang tersebar heboh hari ini?” Laki-laki itu benar-benar tak lagi berpikir panjang atas apa yang sedang dihadapinya saat ini. Berkata tanpa koma seperti sudah siap menjawab setiap pertanyaan yang akan diajukan. Namun, perkiraan Naufal yang saat itu hanya berpikir jika dirinya hanya cukup memberikan jawaban-jawaban sangkalan atas video yang menampilkan dirinya beserta seorang perempuan yang tidak ia kenal, nyatanya harus dibayar dengan bogeman mentah dari ayah Della secara tiba-tiba. Tak ayal Naufal pun langsung tersungkur. Dua orang temannya, Daniel dan Heri —yang berdiri dekat dengannya, mencoba untuk membantu. Tapi, aksi tersebut malah dihalangi oleh orang-orang yang juga datang bersama ayah Della. Yang tak lain adalah teman-teman satu kantor yang ia ajak untuk mengeksekusi Naufal. “Jangan ada yang membantu kalau nasib kalian tidak mau sama dengannya!” ancam ayah Della menatap semua orang yang tampak siaga. Namun, sebenarnya tak ada siapa pun yang ingin menolong Naufal. Orang-orang yang ada di sana, hanya diam dan menyaksikan apa yang terjadi di depan mereka karena takut. Oleh sebab itu, Daniel dan Heri hanya menatap iba dan kasihan pada Naufal yang saat ini kembali didekati ayah Della. Padahal tampak dengan jelas kalau sang kawan belum beranjak bangun setelah satu pukulan yang amat keras mengenai wajahnya yang tampan, yang membuat Naufal mengeluarkan darah di sudut bibirnya. “Apa yang Anda lakukan? Mengapa Anda melakukan pemukulan kepada saya? Saya bisa melaporkan perbuatan Anda ke pihak berwajib atas kekerasan yang terjadi!” seru Naufal yang kini terlihat marah. Namun, ketika ayah Della mendekat dan jongkok di depan tubuh Naufal yang belum bangun sempurna, pembalap muda itu seketika diam saat melihat wajah yang memerah karena amarah. “Haha! Kamu mau melaporkan saya ke pihak berwajib? Justru kedatangan saya ke sini yang akan membawa kamu ke balik jeruji besi atas perbuatan yang sudah kamu lakukan terhadap anak saya.” Naufal tampak terperanjat kaget. “Si-Siapa Anda sebenarnya?” “Kamu tak perlu tahu siapa saya, Hei Anak Muda! Saya tidak perlu berbasa-basi memperkenalkan diri pada laki-laki tak berakal dan tak berperasaan seperti kamu. Sekali lagi saya katakan, kedatangan saya bersama teman-teman saya adalah untuk membawa kamu ke kantor kepolisian karena apa yang sudah kamu lakukan kepada Della, putri saya.” ‘Della! Siapa Della?’ batin Naufal tak paham. Ia jelas tidak mengenal nama perempuan yang tadi disebutkan. Tapi, demi perbuatan apa yang sudah dilakukan, yang tadi dikatakan oleh ayah Della padanya, Naufal yakin ini ada hubungannya dengan kasus video yang tersebar. “Jadi, apakah Anda ....” Tidak sampai Naufal menyelesaikan kalimatnya, kembali ayah Della memberikan pukulan kedua. Kali ini lebih kencang dari yang pertama tadi. Apa yang terjadi pada Naufal, lagi-lagi tak ada yang mau menolong atau melakukan hal apapun supaya ayah Della itu membebaskannya. Semua orang hanya bisa menahan napas. Menyaksikan bagaimana sang pembalap kesayangan tim harus terkapar tak berdaya sebab mendapat pukulan bertubi-tubi dari ayah Della. Setelah pukulan terakhir, ayah Della kemudian menginjak paha Naufal yang sontak langsung meringis kesakitan. “Ma-maafkan saya. Saya tidak mengenal putri Anda. Saya juga tidak memiliki dendam apapun kepada putri Anda itu selain karena kepentingan saya sendiri,” ucap Naufal masih meringis kesakitan sebab seluruh tubuh yang sudah habis dipukuli oleh ayah Della. Juga pahanya yang masih diinjak dengan kaki yang ditutupi sepatu boot dengan hak super keras. “Maaf? Semudah itu kamu meminta maaf setelah apa yang kamu lakukan dan apa yang terjadi pada anak saya karena perbuatan kamu itu?” “Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahan saya. Tapi, saya mohon jangan bawa saya ke kantor polisi? Itu akan merusak semuanya, baik saya atau pun putri Anda tak ada yang diuntungkan kalau saya masuk penjara.” Ayah Della terlihat tertawa. Sedikit membungkuk, lelaki itu lantas mendekati wajah Naufal yang masih terlentang di bawahnya. “Apakah saat ini kamu sedang merayu saya, hem? Setelah apa yang terjadi pada putri saya, apakah kamu berpikir saya sedang mencari keuntungan di sini?” Naufal tahu tak akan mudah merayu seseorang untuk memaafkan perbuatan keji yang sudah ia lakukan. Tapi, sebisa mungkin ia mencoba dan berusaha supaya dirinya tidak sampai masuk ke hotel prodeo. “Tidak. Saya tahu Anda tidak lagi mencari keuntungan di sini. Tapi, apakah Anda akan membiarkan putri Anda hidup dalam bayang-bayang video yang sudah tersebar sedangkan saya masuk ke penjara tanpa menebus kesalahan dan dosa?” Kalimat yang Naufal lontarkan tiba-tiba saja memunculkan ide di kepala ayah Della. “Ehm, mungkin saya bisa saja tidak menjebloskan kamu ke penjara, tetapi dengan satu buah syarat yang harus kamu penuhi.” Naufal tahu kalau ia akan dimaafkan. Tapi, syarat apa yang akan dikatakan oleh ayah Della demi permohonannya agar tidak dipenjara? “Nikahi anak saya!” “Apa?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD