Video Yang Tersebar

1659 Words
Bab 10. Hari jadi atas hubungannya dengan Stefany jelas disambut suka cita dan penuh kebahagiaan oleh Naufal. Setelah makan malam pertama berdua yang Stefany usulkan, berlangsung ‘dinner-dinner’ berikutnya yang Naufal lakukan bersama sang pujaan hati. Seperti akhir pekan ini contohnya, Naufal yang sudah harus memulai latihan di hari lusa, mengajak kekasihnya itu untuk makan malam sebelum ia disibukkan dengan jadwal latihan yang padat, yang akan dilanjut dengan kompetisi atau pertandingan setelahnya. Sebuah restoran mewah adalah tempat yang Naufal pilih, jelas membuat kekasihnya senang dan takjub sebab tempat yang lelaki itu jadikan sebagai tempat untuk menikmati sajian makan malam yang tampak istimewa. ‘Akhirnya kau jadi milikku, Stefany!’ Kalimat itu selalu Naufal dengungkan di setiap kesempatan. Bahkan, di saat mereka sedang tidak bersama pun kalimat itu seperti menjadi penyemangat hidup Naufal. “Apakah tabungan kamu tidak akan terkuras karena selalu mengajakku ke tempat-tempat seperti ini?” tanya Stefany tertawa saat mereka baru masuk ke dalam restoran. “Mana mungkin. Uangku lebih dari cukup kalau hanya untuk mengajak kamu makan. Bahkan, seumur hidup pun aku mampu jika kamu meminta makan di tempat-tempat yang jauh lebih mahal dan mewah,” ujar Naufal mulai sombong. Tak diragukan memang, status Naufal sebagai pembalap terbaik dan pamornya yang sedang naik daun, membuatnya dilimpahi banyak uang. Dari pendapatan sebagai seorang pembalap, bisa dipastikan ia memiliki bayaran yang luar biasa banyak. Belum lagi endorse iklan yang kerap menyambanginya, semakin menggelembungkan tabungannya di usia Naufal yang tergolong masih sangat muda. Mengajak Stefany dinner, tentu bukan perkara sulit. Keluar uang satu atau dua juta untuk hidangan makan malam, tak akan membuat Naufal bangkrut dalam waktu satu minggu. “Jadi, apakah kamu sudah siap untuk pergi latihan lusa mendatang?” tanya Stefany yang sudah duduk di sebuah kursi dengan hiasan lilin di meja, tepat di depannya. Meja yang sudah Naufal pesan untuk acara dinner bersama kekasihnya, sengaja dibuat romantis demi malam indah, seperti mengerti jika hatinya tengah berbunga-bunga. “Ehm, bisakah kita tidak membahas masalah latihan atau pekerjaan? Makan malam ini khusus aku buat supaya kita bisa semakin dekat dan akrab. Suasana yang sudah aku buat demikian romantis, seyogyanya tidak dicampuri dengan hal-hal berbau latihan,” ucap pria itu meminta sang kekasih untuk tidak membicarakan masalah pekerjaan. Stefany tersenyum mendengar ucapan Naufal. Lelaki yang belum genap berusia dua puluh tahun itu, mendadak bersikap bijak dan begitu dewasa. “Oke. Maaf kalau kamu enggak nyaman sama pembahasan itu. Jadi, apakah kita akan membahas masalah cuaca sekarang?” tanya Stefany berusaha melucu dan nyatanya itu berhasil. Naufal tertawa mendengar sahutan yang keluar dari mulut Stefany. “Apakah masalah cuaca begitu penting buatmu? Atau jangan-jangan kamu terobsesi jadi manajer di BMKG?” sahut Naufal yang tawanya kini menular pada sang kekasih. “Aku tidak menyangka kamu bisa juga melucu,” ucap Stefany masih tertawa. Suasana makan malam itu pun mulai terlihat akrab. Hubungan percintaan mereka yang sudah berjalan seminggu, sebenarnya sempat mengalami suasana canggung di awal-awal hubungan. Tapi, berkat usaha Naufal yang begitu bahagia karena cintanya bersambut, membuat hubungan yang sempat kaku itu kembali mencair seperti biasa. Keduanya benar-benar menikmati hidangan makan malam yang sudah pelayan sajikan. Terlihat mewah dan pastinya menggugah selera. Namun, meskipun semua makanan itu bisa dikatakan berukuran mini, baik Naufal atau Stefany keduanya merasa hal itu lebih dari cukup. “Oh yah, aku ke toilet sebentar, yah?” ucap Naufal meminta izin kekasihnya. “Hem, ya,” ucap Stefany yang masih belum menghabiskan makanannya. Naufal pun beranjak bangun dan pergi menuju toilet. Ia tidak sengaja meninggalkan ponsel di atas meja, yang mendadak membuat Stefany penasaran. Selama ini Naufal tak pernah meninggalkan barang pribadinya begitu saja. Selalu ia bawa karena khawatir akan diambil oleh orang. Pun apa yang dilakukan oleh Naufal pada ponselnya yang jarang keluar dari saku celana kalau tidak ada yang menghubungi. Tapi, entah kenapa saat itu Naufal terlihat ceroboh. Ia sampai tidak menyadari ponsel yang biasanya berada di kantong, kini berpindah ke tangan Stefany. ‘Entah kenapa aku sangat penasaran dengan perempuan yang ada di video itu. Apakah aku mengenalnya?’ ucap Stefany seraya menyalakan layar ponsel yang ternyata tidak memakai fitur kuncian. ‘Tapi, apakah videonya masih ada?’ tanya perempuan itu pada dirinya sendiri, yang kemudian membuka galeri demi mencari video yang dimaksud. Stefany bergerak cepat. Sebab ia tak mau kalau sampai Naufal memergokinya. Satu per satu video di galeri dibuka. Teringat dengan gambar pertama yang sempat ia lihat waktu itu. “Ah, ini dia!” seru Stefany yang kemudian mengirim video itu ke ponselnya sendiri. Setelah Stefany membuka ponselnya, ia pun memastikan bahwa video di ponselnya sudah bisa dibuka. Karena setelahnya ia hapus chat terakhir yang ada di aplikasi pesan di ponsel Naufal supaya lelaki itu tidak mencurigai perbuatannya. Setelah berhasil mengirim video ke HP-nya, Stefany kembali menaruh HP Naufal ke tempatnya semula. Lantas, ia memilih melihat gambar atau rekaman video di HP-nya sendiri. Menunggu Naufal yang sepertinya masih lama di toilet, Stefany mencoba serius dan fokus pada wajah perempuan yang ada di video. ‘Aku tidak kenal. Tapi, sepertinya ia masih muda. Mungkin seusia Naufal,’ gumam Stefany yang masih tidak menyangka bahwasanya Naufal bisa berbuat nekat dengan melakukan hal tersebut. Meski begitu, Stefany yang tidak memiliki perasaan cinta sama sekali terhadap Naufal, mendadak iseng dengan menyebarkan video Naufal dan Della ke grup pesan fans anak asuh sekaligus kekasihnya itu. Entah apa niat dan tujuannya, perempuan itu nyatanya benar-benar melakukan hal tersebut. Ada senyum tipis yang tersungging di bibir Stefany ketika ia menuliskan kata-kata yang mengundang perhatian banyak fans —yang didominasi para perempuan itu. ‘Idola kita sepertinya tahu mana arti liburan yang sebenarnya.’ Kalimat itu jelas mengundang siapa saja yang akan membaca dan melihat video mesra Naufal dengan seorang gadis yang tidak diketahui asal usulnya itu. Della perempuan yang tidak terkenal, bahkan bagi sang idola sendiri yang ketika ia melakukan adegan demi adegan tersebut juga tidak tahu menahu nama atau latar belakangnya. Yang penting baginya, video yang tersaji dengan durasi lima belas menit tersebut berhasil membuat perempuan yang ia sukai berkata iya padanya. Belum sempat Stefany membaca komentar-komentar yang masuk setelah lima detik video tersebut disebar, tiba-tiba Naufal muncul setelah selesai dengan hajatnya. “Sorry ... lama, yah, nunggunya? Antri,” kata Naufal tersenyum. Dibalas senyum yang sama oleh Stefany, bahkan sebuah senyum yang mengandung penuh makna. “Enggak. Aku juga baru selesai,” jawab Stefany. Setelah itu perempuan tersebut pun izin gantian ke toilet. Meninggalkan Naufal yang masih belum mengetahui ada bahaya yang sedang mengancam karirnya di dunia MotoGP yang digeluti. Laki-laki itu memang belum tahu, tapi sayang di grup fans Naufal ada salah seorang perempuan yang ternyata adalah teman dari tokoh utama wanita yang ada di video. Santi namanya. Ia adalah seorang perempuan yang hobi atau menggemari olah raga balapan tersebut. Sudah beberapa bulan yang lalu, Santi masuk ke dalam grup fanbase yang Stefany asuh. ‘Apa ini?’ gumamnya masih belum menyadari gambar apa yang admin grup bagikan. Santi yang pagi itu bersiap jalan-jalan menikmati waktu libur, sontak melirik ketika muncul notifikasi di HP-nya. Tak lain adalah sebuah pesan video yang Stefany bagikan, langsung membuat perempuan itu kaget dan syok ketika ia benar-benar melihat dengan jelas sosok perempuan yang tengah bermesraan dengan Naufal. “Della!” serunya kaget. Seketika ia pun menghubungi teman dekatnya itu yang sudah seminggu ini tidak masuk kuliah karena katanya sakit. Della yang masih trauma atas apa yang menimpa dirinya, beberapa hari belakangan sikapnya memang berubah drastis. Ia yang sebelumnya adalah gadis pendiam, semakin diam paska peristiwa yang menimpanya. Lebih banyak merenung dan berdiam diri di dalam kamar, membuat kedua orang tuanya terus bertanya karena khawatir, tetapi mereka tak kunjung mendapatkan jawaban. Kedua orang tua Della tidak tinggal diam setelah melihat perubahan yang terjadi pada putrinya. Mereka bahkan sudah bertanya pada beberapa orang teman yang terakhir kali bersama Della di malam ia pulang terlambat. Namun, tetap saja tidak ada informasi yang membuat kedua orang tua itu puas, atau mengarah pada jawaban atas apa yang terjadi pada Della, putri mereka. ‘Aku pulang duluan, Om. Della waktu itu masih ada satu mata kuliah lagi yang belum selesai.’ ‘Della emang enggak bareng aku, Tante. Waktu aku ajak pulang bareng, dia bilang mau ke perpus dulu.’ Jawaban-jawaban tersebut terlontar dari mulut beberapa teman dekat Della yang kedua orang tua Della hubungi. Santi sendiri juga mendapat panggilan dari ibunya Della. Tapi ia yang waktu itu sedang izin kuliah karena ada keperluan keluarga, tak bisa membantu banyak saat ibunya Della menanyakan posisi Della malam itu. “Hallo, Della! Apakah kamu masih sakit?” tanya Santi melalui sambungan telepon setelah panggilannya Della terima. ‘Ehm, tidak, Santi. Aku sudah lebih baik. Mungkin senin nanti sudah mulai ke kampus. Ada apa?’ “Tidak. Hanya saja aku mau menanyakan sesuatu sama kamu.” Sedikit ragu, tapi Santi sangat penasaran. ‘Mau tanya apa?’ “Ehhh ... itu, apakah kamu kenal dengan pembalap MotoGP bernama Naufal?” ‘Naufal? Pembalap? Sepertinya enggak.’ Dari jawaban yang Della lontarkan, Santi merasa jika temannya itu memang tidak mengenal Naufal. Tapi ... ‘Memang kenapa, Santi? Kok tiba-tiba kamu menanyakan hal itu?’ “Eh, tidak. Tapi, aku baru saja mendapat kiriman video di grup fanbase salah seorang pembalap MotoGP. Kamu tahu bukan aku suka olah raga balapan motor itu. Terutama Naufal, pembalap kebanggan negara kita.” Perempuan itu tampak bersemangat ketika membicarakan sosok sang idola. ‘I-iya, terus?’ “Eh, gini. Aku lihat di dalam video itu ada kamu dan Naufal, idola aku itu. Makanya aku tanya sama kamu, sejak kapan kamu kenalan sama Naufal. Dan ... jujur saja video itu bikin aku syok, Del.” ‘Vi-video ap-apa?’ Kali ini Santi yakin kalau ada sesuatu yang terjadi terhadap teman dekatnya itu. Suara Della terasa lain. Ia sepertinya gugup dan ketakutan. “Video yang cukup membuat beberapa orang yang melihat akan kegerahan karenanya.” Hening terasa kemudian. Santi tahu jika temannya sedang dilanda panik sebab sedikit clue yang ia berikan. “Del, kamu masih di sana ‘kan?” ‘Eh, Santi. Maaf, ibu panggil aku. Aku sudahi dulu, yah, teleponnya.’ Belum sempat Santi menjawab, panggilan itu pun terputus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD