"Bu Naya ... perkenalkan, ini Bapak Alka--atasan saya. Pak ... ini Bu Naya yang mewakili Pak Abdul," terang Stefi setelah mendapatkan perhatian dari dua orang lainnya. Naya hanya mengangguk kikuk dan tersenyum kecil. Lalu perempuan itu buru-buru kembali duduk. Sungguh, ia belum siap bertemu kembali dengan pria yang menjadi masa lalunya tersebut. Untuk apa selama ini ia menjauh, jika pada akhirnya harus bertemu kembali dengan pria yang sudah menyakitinya tersebut? Naya sungguh menyesali kedatangannya ke Jakarta. Terlebih, merutuki kebodohannya karena tidak lebih dulu memeriksa siapa klien yang harus ditemuinya.
Alka menghela nafas panjang. Berjalan, kemudian menarik kursi, dan duduk di samping stefi.
Tidak ingin terlalu lama di tempat yang sama dengan mantan suaminya, Naya segera membuka
