Sementara Darma tertawa dalam hatinya. Ya. Memang inilah yang Darma tunggu. Dengan sengaja Darma ingin Alana mendengarnya lalu kemudian wanita itu merasakan sakit hati. ‘Rasakan kamu w************n! Saya harus menunjukan pada kamu dimana tempat kamu yang sebenarnya. Yaitu di bawah kaki Andra. Kamu hanya pantas menjadi babunya Andra. Bukan jadi pendampingnya. Mimpi jika kamu berniat mengejar cinta Andra kembali. Karena yang pantas menjadi menantu saya hanya Sherly. Saya tidak sudi memiliki menantu seperti kamu! Dan ya, sekarang kamu sudah paham seberapa rendah derajat kamu, bukan?’ batin Darma berkata dengan sinis. Tapi sebaris senyum jumawa masih terukir di wajahnya. Tampak jelas raut puas di wajah Darma. “Pa! Kita belum—“ “Maaf. Ini kopinya, Tuan Darma. Silakan. Aku permisi..” belum