Aku berakhir, itulah awalnya yang muncul di benakku. Sayangnya otakku menolak untuk mengakuinya, jadi mereka bekerja dengan cepat mencari cara agar aku lepas dari dua induk kucing yang siap mengeluarkan cakar dari sela kuku mereka. Beruntunglah aku karena mampu menemukan sebuah solusi yang tepat dan cerdas. Tentu saja jalan yang aku tempuh adalah berbohong. Untuk mendukung kebohonganku, terpaksa aku mencubit kulitku sampai membuatku menangis. "Hiks, " yeah air mata buaya mulai turun di pipiku, aku sungguh bangga dengan otak dan akting yang menakjubkan di saat kritis. Meski dengan sedikit rasa sakit, aku tidak keberatan. "Ba-bagaimana aku harus menjelaskan pada kalian. Aku memang bersalah karena tidak ingin ada yang tersakiti di antara mereka berdua, hiks, " ucapku sambil terisak. Ya T