bc

When Cupid Falls in Love

book_age16+
7
FOLLOW
1K
READ
bxg
deity
mythology
others
punishment
like
intro-logo
Blurb

Di dunia kita menyebutnya mak comblang, tetapi tahu kah kamu di dunia lain apa sebutan mereka yang menjodohkan para manusia?

Dia Cupid, yang bertanggung jawab atas jodoh dari masing-masing manusia.

Tapi bagaimana jika salah satu dari mereka mulai lelah dengan kewajibannya?

chap-preview
Free preview
1
Dia itu cupid. Iya benar yang selalu bawa busur ke mana-mana dan punya sayap di belakang tubuhnya. Kata dia sayap itu adalah salah satu kebanggaannya selain wajah tampannya, tentu saja. Dulu saat masih kecil dia ingin sekali menjadi dia yang sekarang. Kelihatan menyenangkan ketika cupid dewasa bisa membuat manusia saling jatuh cinta. Tapi itu dulu, dulu sekali.... Sekarang pekerjaan ini begitu membosankan. Lama-lama dia semakin iri dengan kehidupan manusia. Iri dan cenderung tidak suka, sepertinya. Kenapa hanya manusia yang berhak bahagia? Kapan dirinya sendiri bisa bahagia? Bahkan nama saja dia tidak punya. Dia menopang dagu mengabaikan panggilan-panggilan yang sedari tadi berbunyi dari ponsel miliknya. Yah, jangan salah para cupid pun juga memiliki ponsel yang bahkan lebih canggih dari ponsel yang pernah dimiliki oleh manusia. Ponsel itu sebagai alat perintah dari petinggi dari segala petinggi cupid. Cupid yang tercipta khusus sebagai pemberi perintah. Perintah untuk menyatukan hati dari dua manusia. Dia dan yang lainnya biasa menyebutnya Sang Pemberi Perintah. "Membosankan sekali," rutuknya. Beberapa kali ia juga menghela napas. Seakan lelah dengan keadaan dirinya beberapa waktu ini. Ia menopang dagu dengan kedua tangannya, mengamati para manusia dari puncak paling atas gedung tertinggi di Jakarta. Ia dapat melihat berbagai jenis manusia dari atas sini. Ia menarik sudut bibirnya ke atas. Bukan kah manusia terlalu tamak? Hidup mereka sudah terlalu sempurna. Memiliki sebuah keluarga, mereka tahu lahir dari mana, dan tentu saja sebenarnya mereka sudah memiliki cinta. Hidup menjadi manusia terlalu mudah. Bahkan jodoh pun mereka tidak perlu memikirkannya, karena itu tugas dia sebagai cupid. Dia menarik busur panah dan melepaskan anak panah ke sembarang manusia yang ditemukannya. "Ini akan jauh lebih menarik," ujarnya. Lebih tepatnya kepada dirinya sendiri, sembari diselingi dengan senyum sinis yang menghiasi wajahnya. Dunia akan biasa-biasa saja jika dirinya tetap taat dengan peraturan yang begitu menjemukan ini. Dia memasukkan ponsel yang berisi surat tugas yang hari ini ia terima. Surat tugas itu berisi siapa-siapa manusia yang berjodoh hari ini. Jika dia tetap berpacu pada petunjuk itu, maka hari ini akan tetap sama membosankan seperti biasanya. Dia tidak mau itu, dia akan membuat hari ini jauh lebih menyenangkan. "Binggo!" Dia memainkan lidah di bagian dalam pipinya. Tersenyum sinis saat mengetahui jika anak panah pertamanya sukses mengenai seorang wanita yang berada tidak jauh dari tempatnya sekarang ini berada. Tersenyum ia kembali mencari manusia lain, lagi ia mendapatkannya. Seorang laki-laki yang tak jauh juga dari mereka berada saat ini. Secepat kilat anak panah meluncur mengenai laki-laki tadi. Tinggal tunggu waktu sampai sihir cinta darinya mulai bekerja. Butuh tak kurang satu kali dua puluh jam waktu manusia, mereka akan bertemu. Dia mengawasi mereka dari atas sini melihat keduanya dengan begitu jelasnya. Bak sebuah drama. Tanpa sengaja keduanya saling bertabrakan, saling meminta maaf, lalu berakhir saling berkenalan. Setelah timbul tanda merah di d**a kiri mereka, yang menandakan jika keduanya memiliki perasaan suka yang sama, seringaian muncul di bibirnya. Sesuai rencana ia pun kembali menarik busur dan melesatkan anak panah pada si laki-laki itu setelahnya. Tapi kali ini berbeda, bukan anak panah cinta yang ia berikan melainkan anak panah kebencian yang laki-laki itu dapat. Selain anak panah cinta dia juga memiliki anak panah kebencian yang harusnya tidak pernah ia keluarkan, karena itu merupakan sebuah larangan di kalangan para cupid. Tapi dia tidak peduli. Sudah dia bilang dari awal, dia akan membuat semua ini jauh lebih menyenangkan. Ia terkekeh karena merasa ini barulah benar-benar menyenangkan. Ia terbang mengitari kota lalu duduk di atas papan reklame. Diam ia melihat ke segala arah. Mengambil ponsel miliknya ia membuka pesan yang ada di sana. Tertulis di sana sebuah perintah yang harusnya ia lakukan. Akan tetapi, alih-alih mengikuti perintah ia malah membuang ponsel miliknya begitu saja. Pandangan matanya tertuju pada seorang laki-laki yang tengah berjongkok dengan sebuah cincin yang ada di tanganya. Di hadapan laki-laki tadi, ada seorang wanita yang harusnya menerima lamaran tersebut. Itu yang tadi tertulis pada ponsel yang baru saja ia buang. Tapi dia malah melepaskan anak panah kebencian kepada si wanita, maka sudah bisa ditebak kelanjutannya akan bagaimana. "Kau gila, ya?" Ia menoleh. Di sebelahnya sudah ada cupid yang sama dengan dirinya. Bisa dibilang mereka berdua cukup dekat jika dikatakan sebagai sahabat. "Sang pemberi perintah sudah tahu apa yang beberapa hari ini kamu lakukan. Siap-siap saja." Sahabatnya itu memberikan ponsel yang baru saja ia buang. Benar, tidak menunggu waktu lama ponselnya kembali bersuara. Tanpa mengangkat panggilan itu dia pun terbang kembali ke dunianya untuk bertemu langsung dengan sang pemberi perintah. "Kamu tahu apa kesalahan kamu?" kelakar sang pemberi perintah. Suaranya begitu menggelegar sampai-sampai lampu kristal yang berada tepat di atas kepalanya bergoyang seolah akan jatuh karenanya. Dia mengendikan bahu tampak acuh. Walau di hadapan sana tampak si sahabat tengah melotot ke arahnya sembari berkomat-kamit entah komat-kamit tentang apa. Yang jelas dirinya tidak mau tahu apa yang dimaksudnya. Semua cupid tak terkecuali dikumpulkan di depan dirinya. Akan tetapi, sekalipun dia tidak merasa gentar. Sang pemberi perintah tersenyum. "Sebegitu tidak suka kah kamu terhadap manusia?" Ia menggigit pipi bagian dalam sembari berkerut samar. Seharusnya hal seperti itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Karena dari sikapnya pun sudah tampak terlihat begitu jelasnya. "Manusia terlalu tamak, hidupnya terlalu di mudahkan. Mereka ditakdirkan memiliki cinta dan sudah pasti bisa merasakannya. Kami yang memiliki wewenang akan semua itu, bahkan tidak bisa merasakan rasanya jatuh cinta apalagi rasanya dicintai. Ini tidak adil!" Sang Pemberi perintah kembali tersenyum. Ia lalu menjentikkan jari dan detik berikutnya muncullah sebuah layar besar di hadapan mereka semua. Ada di sana dia dapat melihat dua orang manusia yang pernah ia beri anak panah, yang harusnya mereka tidak pernah mendapatkannya. "Kamu masih ingat mereka?" "Tentu saja dia masih mengingatnya...," batinnya. "Harusnya mereka tidak berjodoh, tetapi akibat ulah kamu mereka akhirnya hidup bersama. Kamu tahu apa akibatnya? Ya ... si wanita mendapat kekerasan akibat si laki-laki yang mendapatkan anak panah ganda dari kamu. Kamu membuat takdir wanita tadi yang harusnya bisa merasakan kebahagiaan menjadi menanggung penderitaan. Bahkan mungkin sepanjang hidupnya." "Kamu ingat anak laki-laki ini?" Lagi sang Pemberi perintah bersuara. Kali ini dia melihat laki-laki yang berjongkok dengan membawa cincin di tangannya. "Harusnya mereka berjodoh. Mereka sudah mengenal sejak lama. Akan tetapi, akibat ulah kamu salah satu di antara mereka mengakhiri hidupnya dan salah satunya lagi harus merasakan penderitaan yang sama." Kali ini wajah sang pemberi perintah berubah menjadi serius. "Jika kamu pikir kehidupan cupid tampak terlihat tidak adil jika dibandingkan dengan kehidupan manusia, kamu salah. Mereka tidak kalah bekerja kerasnya dalam menghadapi hidup mereka. Kamu hanya melihat sebagian dari perjalanan hidup mereka saja. Kamu hanya melihat saat kamu memberikan anak panah dan tahu mereka bahagia karena berjodoh dan kamu tidak tahu yang selanjutnya akan terjadi ... dan apa kamu yakin kamu tidak bisa merasakan perasaan yang dirasakan manusia?" "Apa pun yang terjadi manusia juga yang salah, kan? Itu keputusan mereka sendiri terlepas dari jodoh mereka siapa. Aku tidak patut disalahkan." "Ini bukan pertama kali kamu melakukannya. Menurut kami ini semua sudah begitu keterlaluan, jadi kamu akan mendapatkan hukuman." Petir seketika langsung menyambar. "Apa? Tidak ... ini tidak adil!" Lagi suara gelegar petir terdengar memekakkan telinganya. Mendadak suasana menjadi gelap. Dia membeku, karena tidak bisa melihat apa-apa. "Kamu akan diturunkan di bumi menjadi seorang manusia biasa, agar kamu tahu menjadi manusia itu seperti apa." Lagi, kali ini petir yang lebih besar menyambar tepat mengenai dirinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook