Anya baru saja menuruni anak tangga, berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan. Ia melihat ibunya di sana, sedang berkutat di depan kitchen sink. Mencuci beberapa perabotan yang baru saja digunakan. Mendapati hal ini, Anya menghela napas pelan tanpa semangat. Ia berharap ibunya tidak akan curiga dengan suasana hatinya saat ini. “Pagi Ma,” sapa Anya seperti biasa. “Pagi,” sahut Agni. Wanita itu menoleh singkat, untuk melihat kedatangan putrinya. “Mama buat nasi goreng. Kamu sarapan itu saja.” “Iya Ma.” “Kamu sakit?” “Enggak,” jawab Anya sembari duduk di kursi. “Tapi suara kamu kenapa lemas?” “Perasaan Mama saja.” Jawaban Anya terdengar aneh di telinga Agni. Jika biasanya sikap putrinya ceria dan bahkan sering membuatnya jengkel dengan tingkahnya yang sesuka hati, tapi kali ini ber