Malam itu, Wanda terlihat duduk di kursi santai di kamar pribadinya. Menatap rintik hujan yang terlihat turun hingga hawa dingin menyapa indera peraba , dan menciptakan sensasi dingin yang begitu terasa sampai ke kalbu. Harusnya dia merasa tenang, akan tetapi tidak demikian. Dia kembali mengangkat satu figura ukuran 10R yang biasanya bertengger di meja nakas sebelah tempat tidurnya, menatapnya lamat-lamat kemudian menghela nafas dalam diam sembari menahan dadanya yang terasa bergemuruh karena perasaan itu tak juga urung lepas meninggalkan dirinya. Dua puluh lima tahun sudah berlalu tapi dia tetap tidak bisa mengenyahkan bayangan kelam hari itu, hari saat dia kehilangan separuh jiwanya, dan hari itu Wanda kehilangan senyum ceria juga segala ketenangan dalam hidupnya, dan yang tersisa hany