Rasa Iri

1650 Words
Pengkhianatan tidak selalu dilakukan oleh lawan kita, karena pada hakikatnya seseorang bisa mengantisipasi dirinya untuk tidak terlibat sesuatu yang memicu sebuah pengkhianatan dengan lawannya atau orang yang memang menaruh harapan atau perasaan lebih pada pasangan kita, akan tetapi percayalah; pengkhianatan yang paling menyakitkan itu adalah pengkhianatan yang datang dari orang yang kita sayangi dan percayai. Seperti cara Anita saat ini, yang sudah dengan begitu tega dan sadar sesadar-sadarnya ketika mengkhianati saudara perempuannya sendiri dengan menjalin hubungan gelap bersama Adam, suami dari kakak perempuannya. Bibir Anita dan Adam terlihat saling menuntut. Adam seperti orang yang belum pernah mendapatkan hal semacam ini, padahal dia memiliki empat orang istri dan aku yakin ke empat istrinya itupun pasti cantik cantik, tapi herannya kenapa Adam justru terlihat rakus saat bersama Anita? Dasar laki-laki serakah. Jauh berbeda ketika laki-laki itu melakukannya dengan Merry yang jelas-jelas berstatus istrinya. Jika Adam melakukannya dengan Merry Adam melakukannya dengan cara biasa-biasa saja. Maksudku tidak yang menggebu-gebu seperti ini. Bahkan saat Adam menjilati kemaluan Merry pun aku masih melihatnya dengan tatapan wajar dan biasa, ekspresi ketika Adam melakukannya sama Merry memang terkesan biasa-biasa saja, jauh berbanding terbalik dengan apa yang aku lihat saat ini ketika Adam melakukannya dengan Anita. Aku benar-benar tidak tahu sejauh apa hubungan Anita dan Adam, dan aku berpikir benarkah Merry tidak tahu jika Anita dan Adam sudah mengkhianatinya seperti ini? Aku kembali mengeluarkan ponsel yang sedari tadi ada di genggaman tanganku, kemudian membuka fitur kamera dan merekam apa yang kedua orang itu lakukan. Namun belum satu menit durasi video di ponselku, kedua manusia yang sedang bergulung dengan hasrat dan dosa itu justru berpindah ke ruangan lain. Aku yakin jika mereka pindah ke ruang tamu karena keduanya benar-benar hilang di balik pintu tengah rumah besar itu, dan aku lekas menjeda video di ponselku untuk mencari ke mana kira-kira mereka pindah dan aku akan tetap menyelesaikan videoku untuk menjadi bahan pertimbanganku menyerang Adam suatu saat nanti jika seandainya laki-laki itu menyakiti Merry. Saat aku sampai di teras depan rumah besar Merry, ternyata pintu dan jendela rumah itu sudah ditutup rapat, tidak terkecuali dengan gorden di semua jendela dan aku benar-benar seperti orang yang kehilangan jejak ketika ingin meliput sebuah berita besar. Gagal total. Rencana aku untuk merekam kegiatan mereka berakhir gagal total karena aku tidak tahu mereka pindah ke kamar yang mana. Aku akhirnya menutup layar ponselku dan mendesah kesal saat harus membayangkan bagaimana keduanya yang begitu tega mengkhianati Merry. Aku kesal pada Adam yang ternyata tidak pernah puas dengan beberapa wanita, tapi juga kesal pada Anita yang ternyata begitu serakah dengan menginginkan suami kakak perempuannya. Ingin sekali aku mengatakan ini pada Merry, tapi aku takut dia justru terluka atau kecewa, maklum aku kan orangnya baperan. Hehehehe. Aku berniat untuk kembali duduk di teras depan rumah itu sembari menyalakan sebatang rokok dan menyeruput kopi ku yang sudah nyaris habis dan dingin saat tiba-tiba aku justru mendengar suara desahan dari arah dinding pembatas teras kamarku. Aku lekas kembali ke kamar, menyingkirkan bingkai foto yang menghubungkan kamarku dengan kamar Merry, lalu naik di atas ranjang ku dan mengintip dari celah lubang dinding yang tertutup kaca riben itu, dan ternyata benar dugaanku, kedua manusia itu justru pindah ke kamar utama rumah itu. Kamar yang tentu saja ditempati oleh Merry. Benar-benar edan bukan! Bagaimana mungkin Anita begitu terobsesi ingin menggantikan posisi kakaknya menjadi istri Adam dengan terus menawarkan tubuhnya pada laki-laki dengan perut buncit itu, dan entah untuk yang kesekian kalinya aku mengatakan jika Adam benar-benar terlihat begitu haus dan bernafsu ketika menggagahi tubuh Anita. Mungkin benar apa yang kebanyakan orang katakan, sesuatu yang halal itu tidak begitu nikmat, karena jika itu sudah cukup , maka tidak akan ada dosa dengan sesuatu yang tidak halal, dan iya, mungkin, mungkin ya, tolong digarisbawahi. MUNGKIN sesuatu yang bersifat dosa selalu lebih menyenangkan, dan aku pun merasakan demikian. Buktinya aku justru senang sekali mengintip kegiatan panas mereka, selalu berimajinasi sendiri dengan adegan adegan dari penyatuan mereka. Saat ada banyak wanita single yang masih berstatus lajang menawarkan diri padaku untuk menjadi sesuatu yang halal untukku, Aku justru menolaknya hanya dengan alasan aku tidak menyukainya, karena aku tetap menegaskan jika wanita yang aku sukai itu adalah Merry, wanita yang masih berstatus istri orang. Wanita yang aku tahu tidak akan pernah bisa aku sentuh dan genggam apalagi untuk aku miliki, karena Merry sudah menjadi milik Adam. Hanya milik Adam. Iya, anggap saja aku sama dengan Adam, sama-sama menyukai sesuatu yang berdosa, bedanya Adam terang-terangan bisa melakukan dosa itu dengan begitu mudah, sementara aku hanya bisa menyukai istrinya dalam diam. Iya, Aku akui aku menyukai Merry, bahkan mungkin lebih dari itu, tapi aku tidak pernah berniat untuk merebut Merry apalagi mengganggu Merry seperti cara Adam mencampuri Anita saat ini. Tidak. Aku mulai mengintip dari celah lubang itu dan saat ini aku justru melihat Anita sudah tidak menggunakan pakaian sedikitpun dan sedang berbaring dengan posisi mengangkang di atas ranjang milik Marry, sementara Adam sudah melepas bajunya tapi masih menggunakan celana sepanjang lututnya dengan pinggang karet dan Adam duduk di sisi lain ranjang itu menggunakan kursi meja rias Merry dan berada diantara kedua paha Anita yang semok. "Oouhm.... Yes...!" Rancau Anita saat lidah Adam menyelisik daging di antara pahanya menggunakan lidahnya. Menjilati bagian belahan daging itu dengan begitu rakus dan sesekali Adam juga menghisapnya cukup kuat sehingga Anita menjerit dengan suara desahan yang begitu tertahan sambil membekap mulutnya sendiri agar tidak lolos dan keluar dari kamar itu. Sebelah tangan Anita menutup mulutnya sendiri, dan sebelahnya lagi meremas remas buah dadanya sendiri untuk menciptakan rangsangan lebih di tubuhnya. Kedua lutut Anita tertekuk dengan posisi terbuka dan kepala Adam ada di tengah-tengah pahanya, menunduk diantara k*********a untuk lebih mengekspos sentuhan basah dan panas di bagian itu. Cuaca sedang sangat panas, dan kali ini rasanya semakin terasa panas saat aku justru melihat adegan panas yang begitu menjijikkan, tapi juga nikmat secara bersamaan. Kali ini kedua tangan Anita meremas kedua gundukan besar di depan dadanya sendiri. Memilir kedua ujungnya itu menggunakan jari-jari tangannya dan dia terus menggigit belah bibir bawahnya sendiri untuk meredam rasa nikmat itu agar lebih terasa. "Oh... yes. Oh aku suka saat Mas melakukan ini. Aku suka saat Mas bermain dengan lidah Mas. Aku suka cara Mas Adam yang ini. Aku suka. Oh...., yes. Oh..., yes. Ini benar-benar nikmat." Rancau Anita. Adam semakin menggila. Dia menarik pinggul Anita untuk lebih ke tepi dan semakin membuka paha itu agar lebih lebar dan dia bisa lebih leluasa melakukan apa yang dia suka. Lidah Adam terlihat keluar masuk di l**************n Anita , bahkan air liurnya sampai menetes-netes di sisi ranjang. Anita terus mendesah dengan begitu nikmat saat Adam mulai memasukan dua jari tangannya ke lubang kemaluan Anita dan menggelitik lubang dan titik kacang polong Anita yang sudah tidak lagi terlihat, lalu kembali menjilat cairan berlendir di kemaluan Anita itu seolah cairan itu sangat manis dan nikmat, sehingga Anita semakin terlihat menggelinjang karena rasa nikmat yang Adam tularkan dengan jari dan lidahnya. Dua tahun aku menjadi penghuni kost ini, dan selama dua tahun ini aku tidak pernah melihat Adam melakukan hal ini pada Merry. Aku memang sering melihat Adam menjilati kemahluan Merry dan menciptakan rangsangan nikmat seperti itu pada tubuh Merry, tapi untuk memasukkan jarinya ke lubang kemaluan Merry dan menjilatinya seperti ini, ini memang kali pertama aku melihat Adam melakukannya, dan sialnya Adam melakukannya bukan pada Marry, tapi pada adik perempuan Merry. Wanita yang merupakan adik iparnya dan bukan istrinya. Sialan gak sih?! "Oh..., ehmm... Mas. Apa kau sering melakukan hal seperti ini pada Mbak Merry?!" Tanya Anita di sela-sela percintaan mereka dan Adam hanya asal membagi senyum, lalu mengelap bibirnya yang sudah basah karena cairannya di vagi-na Anita menggunakan handuk di atas meja rias Merry. "Menurut mu?!" Adam meminta Anita untuk menyimpulkan sendiri pertanyaan dia dan kali ini Anita justru terlihat menghela nafas lalu menghembuskannya dengan sangat kasar karena pikirnya hal ini pula yang Adam lakukan pada Merry saat Adam menggauli Marry. Seolah ada rasa kecewa yang turut lepas dari ekspresi itu. Kecewa saat harus mendapati fakta bahwasanya Adam memang begitu luar biasa ketika bermain dengan gairah dan birahinya. Pantes Merry begitu betah menjadi istri Adam, selain memiliki uang dan kekayaan, ternyata Adam juga sangat pandai bermain di atas ranjang. Tanpa Anita tahu bahwasanya Adam tidak seperkasa yang dia pikirkan. Mungkin Adam memang perkasa ketika menggagahi tubuh Anita, Karena posisinya saat ini Anita dan Adam masih belum halal, dan seperti yang sebelumnya aku pernah katakan, sesuatu yang tidak halal itu akan terasa lebih nikmat bagi mereka yang memang sudah terlanjur menikmati sebuah dosa. Tidak termasuk oleh aku sendiri. Jadi aku ingin menegaskan jika aku , Zaky Perkutut, Zaky (perkasa, kuat dan penurut), bukan orang yang sangat fanatik akan satu hubungan yang benar, karena jika iya aku tidak mungkin menyukai istri orang. "Oh.... aku yakin Mas juga bermain dengan sangat perkasa sama Mbak Merry. Dan aku semakin merasa iri sama Mbak Merry. Dia bisa dapat suami tampan, perkasa, dan pastinya tajir kayak Mas Adam, sementara aku, aku hanya....!" "Hust. Kau juga spesial untukku Anita. Buktinya aku selalu menginginkan mu lagi dan lagi. Aku suka saat harus bermain dengan mu, dan untuk uang, kau tidak perlu khawatir. Bukankah aku juga memberikan mu sama seperti Merry. Jangan lupa itu!" balas Adam dan aku melihat Anita hanya mengerucutkan bibirnya, tidak suka. "Tapi aku ingin jadi istri Mas Adam. Aku gak mau jadi adik ipar Mas Adam, toh selama ini Mas Adam sering kan melakukan ini padaku, dan Mas bilang menyukai cara aku me..... Aah.... Uhm..., mela....uuh ...., uhm..., yes!" Suara Anita terputus-putus karena Adam sudah langsung menyerang milik Anita dengan begitu kuat dan keras , hingga tubuh dan dadda Anita bergoyang dengan sangat indah. Aku menahan milikku yang sudah tegang dari tadi. meremasnya kuat untuk membuatnya tenang saat tiba-tiba aku mendengar suara seseorang memanggil ku dengan cukup lirih dari arah luar pintu kamar, di ikuti ketukan pintu dua kali. Suara yang mengalihkan konsentrasi ku untuk berimajinasi atas apa yang dilakukan Anita dan Adam saat ini. "Mas Zaky... Mas....!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD