Kopi Bikin Loyo

1398 Words
Bertemu tapi tak bertamu. Singgah tapi tak sungguh. Menyamankan tapi tidak ada kepastian. Menyambung tapi tidak terikat. Mungkin kalimat di atas bisa mewakilkan perasaan Zaky pada Merry. Cinta yang salah. Sangat salah, tapi ingin Zaky nikmati. "Terserah Mas saja, aku mah iya iya saja, asalkan Mas tetap kasih jatah masuk ke milik aku, jangan cuma masuk ke milik Mbak Merry saja!" Jawab Anita dan menit berikutnya terdengar suara pintu terbuka dan saat aku melihat ke arah lain, terlihat Merry baru saja masuk di pintu utama rumah itu dan langsung menuju dapur, dengan satu tas keresek putih di tangannya dan melihat keberadaan Adam dan Anita di dapur. Terlihat Anita buru-buru merapikan bajunya dan Adam yang terlihat gusar dengan mengambil gelas dan sendok kemudian menyerahkannya pada Anita. "Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Merry pada Adam dan Anita. "Anu,,, itu Mbak. Anu,,, Mas Adam minta di buatin kopi!" Jawab Anita asal dan Merry terlihat mengerutkan alisnya, tapi Adam langsung mengangguk. "Bukannya tadi aku dah buatin kopi untuk, Mas?" Sarkas Merry dan Adam terlihat mengusap tengkuknya. "Iya Mbak. Kopi Mas Adam tadi tumpah, dan sudah aku bersihkan, dan Mas Adam minta di buatkan lagi!" Jawab Anita dan kembali Adam mengangguk. "Ooh." Ucap Merry dan semua masalah selesai. Merry begitu mudah di bodohi oleh adik dan suaminya, hanya butuh alasan sepele dan Merry begitu saja langsung percaya. Aku pilih kembali ke kamarku, kembali memutar rekaman video yang baru saja aku ambil di dapur , menontonnya berkali-kali sebelum akhirnya aku juga memutuskan untuk benar-benar mandi dan berganti pakaian. Setelahnya aku kembali keluar, ngobrol sama teman-teman penghuni kost yang lainnya, kami mengisi malam dengan bermain kartu, dan saat aku melirik jam di dinding kamar Reno, ternyata jam sudah menunjukkan angka sebelas malam, tapi lampu ruang tengah rumah Merry masih terlihat menyala, dan itu artinya mereka masih belum beranjak tidur. Aku kembali melanjutkan permainan kartu kami, tapi tiba-tiba dua rekanku mengatakan akan kembali ke kamarnya karena besok masih harus bekerja begitu juga dengan Reno, dan aku putuskan untuk kembali ke kamarku juga, dan bersamaan dengan itu, lampu ruang tengah rumah Merry terlihat padam. Aku masuk ke dalam kamarku, dan merebah tubuhku. Bayangan bagaimana Adam dan Anita bermain sodok di dapur tadi terngiang-ngiang di ingatan ku, lalu aku juga memikirkan perasaan Merry. Seandainya Merry tau apa yang adik dan suaminya lakukan di belakang mereka dan dari percakapan mereka tadi aku bisa menyimpulkan jika mereka kerap melakukan hubungan terlarang itu di belakang Merry, dan bodohnya lagi Merry tidak mengetahui itu sampai sekarang. Entah Merry benar-benar tidak mengetahui itu atau mungkin Merry pura-pura tidak peduli dengan apa yang mungkin saja suami dan adik perempuannya lakukan. Ingat, Merry adalah istri Adam yang kesekian, dan sepertinya ada banyak Merry Merry yang sebelumnya Adam kecewakan sebelum Merry yang satu ini. Iseng aku bangkit dari atas panjangku saat tiba-tiba aku ingin melihat apa yang dilakukan kedua pasangan itu, Merry dan Adam setelah sebelumnya Adam menggauli Anita. Apakah Adam masih punya tenaga atau gairah untuk menggauli Merry, atau justru dia akan mengabaikan Merry dan membiarkan Merry kembali berpuasa dari sentuhan suaminya secara langsung. Sial. Yang aku harapkan tidak benar-benar terjadi, karena saat ini aku justru kembali melihat Adam sudah bersiap untuk melancarkan aksinya pada Merry. Aku melihat kedua pasangan suami istri itu tengah berciuman dengan begitu haus. Entah se dahsyat apa gairah Adam hingga bisa menggauli wanita, yang merupakan kakak beradik hanya berselang beberapa jam saja ,dan saat ini Adam kembali membuat Merry begitu kepanasan dengan ingin segera di tenggelamkan. Usai berciuman, Merry lantas membuka kemeja Adam juga ikat pinggang Adam, melepasnya dari tubuh Adam dan melemparnya asal. Adam berdiri di sisi ranjangnya, dan Anita berjongkok untuk mengulum milik Adam yang ukurannya di bawah standar, membuat daging itu agar mengeras sebelum Merry membungkusnya dengan miliknya. Cukup lama Merry mengulum milik Adam, suaminya, dan Adam terlihat sudah kembali mengeras, tapi untuk masuk ke liang Merry, Adam tentu saja harus melumasi liang itu lebih dulu sebelum benar-benar menenggelaminya. Merry mengangkat seluruh gaun tidurnya hingga lolos dari atas kepalanya, lalu merebah tubuhnya di atas ranjang super empuknya. Buah dadanya yang begitu montok dan segar langsung mengembang sempurna di balik gaun tidur itu, dan setelah Merry membaringkan tubuhnya, Merry juga mengangkat kedua kaki dan pahanya untuk mengangkang di bibir ranjang, dan sekarang Adam yang berjongkok di antara kedua paha Merry lalu menjilati daging di antara paha Merry dengan begitu menikmati seolah daging itu adalah santapan lezat dan menggugah selera. Oh, Adam benar-benar pandai membuat wanitanya mendesah merasakan nikmatnya sentuhan lidah dan permainan jari tangannya. Aku melihat Merry menjambak rambutnya dengan sangat frustasi, dia menggigit belah bibir bawahnya dengan mata yang terpejam sempurna seolah menikmati setiap permainan lidah dan jari Adam pada miliknya. "Oh. Mas,,, ini sangat geli. Tapi aku suka!" Rancau Merry tapi Adam tidak menghiraukannya, dia terus bergerak liar di lubang surgawi Merry dengan lidahnya, menyapu semua pertikel yang ada di tubuh Merry di sana. Aku menelan salivaku sendiri saat tiba-tiba milikku kembali berdiri. Ku remas lembut dengan sebelah tangan ku dan memainkan dengan gerakan maju mundur lalu mengocok setelah aku melepas kancing celana ku untuk melonggarkan juga memberi ruang bebas milikku yang sudah tegang seperti tiang listrik bertegangan tinggi. "Oh brengseek." Umpat ku dalam hati. "Bisa-bisanya Adam begitu beruntung, sementara aku tidak. Tunggu, Adam. Aku akan membuat perhitungan dengan mu, dan aku yakin kau tidak akan bisa mengelak dariku. Akan ku pastikan kau akan malu mengangkat wajahmu di depanku!" Aku membatin karena kesal. "Oh, jangan menggigitnya, Mas. Sakit." Ucap Merry yang kali ini meremas rambut di tengkuk Adam . Mengeluh sakit dan geli saat Adam menjilat daging itu tapi juga menikmatinya, dan dia seolah tidak mau Adam berhenti untuk melakukannya. Merry menahan kepala Adam agar tetap di selangkangannya , entah sudah berapa menit Adam melakukan itu , menjilat dan mengulum belahan itu layaknya eskrim dan d**a Merry terlihat naik turun dengan ritme cepat , bahkan buah dadanya ikut bergoyang karena rasa gelisahnya. Aku melihat Merry juga meremas sendiri buah dadanya untuk menciptakan rangsangan lebih pada tubuhnya , dan sesekali Merry juga merancau ingin segera di masuki. "Ayo Mas. Masuk sekarang. Aku udah gak kuat. Aku udah gak kuat. Masuki aku Mas, masuk yang dalam!" Ucap Merry dan baru setelah itu Adam bangkit dari berjongkoknya dan mengelap mulut nya dari sisa lendir milik Merry. Aku melirik jam digital di samping tempat tidurku, jam itu menunjukkan angka 11;12;13, dan saat itu juga Adam memasuki milik Merry dengan begitu mudah dan licin. "Ooh,,, ehm,,, nikmat!" Rancau Merry saat milik Adam masuk di liangnya dan Adam mulai bergerak teratur di sana. "Ooh yes,,, ehmm,,, yes,,," Merry mendesah penuh kenikmatan. Kedua tangan Adam menahan kedua sisi pinggul Merry agar gerakan maju mundur , keluar masuknya bisa lebih lega. Namun persis seperti yang aku prediksikan. Adam hanya bertahan kurang lebih tiga belas gerakan terhitung saat Adam melakukan penetrasi. Aku kembali melirik jam digital di samping ranjang ku, dan sekarang jam itu masih menunjukkan angka 11;12;43 hanya di bagian detiknya saja yang berjalan dan itu artinya Adam selesai kurang dari satu menit, hanya sekitar tiga puluh detik saja dan setelah itu Merry kembali mendesak kecewa saat dia nyaris mendapatkan klimaksnya, tapi Adam ternyata sudah lebih dulu melebur dan lemas di dalam sana. "Ah. Lagi-lagi Mas gak membuatkan ku mendapatkan klimaks ku!" Kesal Merry saat Adam mencabut miliknya dalam liang Merry lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur , samping tubuh Merry. "Maafkan aku. Ini pasti karena aku kebanyakan minum kopi!" Ucap Adam tapi Merry kembali berdecak. "Apa aku bilang. Makanya jangan kebanyakan minum kopi. Jadi begini kan akibatnya!" Kesal Merry dan kembali Adam meminta maaf sembari mencumbu punggung telanjang Merry. "Brengseek. Emang apa hubungannya minum kopi sama cepat loyo. Harusnya minum kopi malah bikin betah berdiri dan lebih kuat, bukannya malah cepat ejakulasi. Loyo ya loyo aja , jangan banyak alasan brengseek." Umpat ku sambil meninju dinding, kesal sama laki-laki yang baru saja selesai menyetubuhi Merry tanpa memberi kepuasan pada Merry. Aku melihat Adam beranjak ke dalam kamar mandi dan setelahnya Merry juga bangkit dari atas ranjangnya. Dia hanya berdiri di sisi ranjang, tidak bergerak mengeluarkan jamur karetnya untuk mendapatkan klimaks dengan cara seperti biasanya. Dia hanya berdiri dan seolah menatap ke arahku, atau lebih tepatnya lagi menatap ke arah lubang yang aku gunakan untuk mengintipnya. Dia terus memperhatikannya, sesekali dia menyipitkan matanya untuk mempertegas penglihatannya, kemudian berjalan ke arah lubang itu dan kini dia berdiri di sisi lubang itu. "Oh apa ini, apakah Merry menyadari jika aku melihatnya dari arah lain?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD