Entah jam berapa sudah, tapi hujan mulai terasa reda namun angin malam yang terasa dingin semakin menusuk ke tulang dan tubuhnya. Dia terlelap dalam buaian mimpin , berselimut sunyi bersama gelapnya malam saat rayuan merdu itu ikut terlantun dalam sisikan penuh rindu. "Iya. Aku memang mencintaimu Mbak. Sangat mencintai Mbak. Perasaan itu tumbuh saat pertama kali aku datang di tempat ini. Saat itu aku tidak tahu jika Mbak sudah menikah, jadi bagaimana? Apa Mbak mau menerima cinta ku?" Suara itu begitu jelas terdengar dan detik berikutnya Merry terjaga dari lelapnya, dan menyadari jika yang memeluknya saat ini bukanlah Zaky, melainkan Adam suaminya. Merry mengatur pernapasannya yang terasa berat dan bergemuruh karena lengan Adam di dadanya benar-benar membuat dadanya terasa sesak, kemudi