Melihat Agung berdiri bersandar di mobilnya, Anggun menghentikan laju motor dan segera turun lalu berlari ke arah Agung.
Agung mengernyitkan dahi karena tumben-tumbenan istri mudanya itu begitu ekspresif.
"Apa dia sebegitu merindukan aku sampai menangis begini?" batin Agung seraya tersenyum penuh kemenangan.
Satu tangannya mengusap punggung Anggun yang masih bergetar karena isaknya.
"Kenapa, hm?" tanya pria itu seraya menekan kepala Anggun agar semakin rapat padanya. Dia mencium puncak kepala wanita itu untuk menyalurkan ketenangan yang dia punya.
"Maaf!" ucap Anggun dengan suara serak dan tertahan karena wajahnya di benamkan di d**a Agung.
Dia tidak berani menunjukkan wajahnya, karena dia saja begitu kecewa dengan hasil hari ini apalagi Agung yang sangat mendambakan anak laki-laki.
