Laila termangu di depan bangunan yang nyaris sudah lama dia tidak kunjungi, berapa tahun? Hampir sepuluh tahun! Padahal bangunan itu tidak jauh dari paviliun tempat dia tinggal bersama dengan Sabrina, hanya berjarak lima belas meter! “Ini tempatnya,” ujar Laila begitu mereka berdiri di depan bangunan itu dan membuka pintunya,” masuklah.” Rendra mengikuti Laila dan wanita itu sempat menengok ke arah belakang, kepala pria itu nyaris mencapai kusen atas serta tubuhnya hampir memenuhi lebar pintu. Benar-benar seperti raksasa, Laila bergidik ngeri. “Ini dulu tempat almarhum nenek kami menanam semua tanaman kesukaannya,” terang Laila memandang ke sekeliling ruangan rumah kaca itu. Rendra mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, sama yang di lakukan oleh Laila tanpa mengeluarkan suara